Saat Fatih 'Diganggu"

www.rebellinasanty.blogspot.com
Fatih, when he was 3, with me
Beberapa malam ini Fatih, anak kedua saya bertindak agak aneh. Dua hari yang lalu, selepas shalat magrib saya, suami, Kakak, serta Ai sedang membaca Qur'an, tiba-tiba dia keluar dari kamarnya, dalam keadaan tantrum, menarik tangan saya sekuat tenaga, serta mencoba menutup mulut saya. Saya terbiasa menghadapi bahasa tubuh yang dia lakukan saat menunjukkan ketidaksukaannya terhadap sesuatu. Salah satu contohnya, menutup mulut saya bila dia tidak ingin mendengar kata-kata yang keluar dari mulut saya. Namun kalau saya mengaji, hal itu tidak pernah dia lakukan, bahkan dia terlihat tenang bila saya atau suami mengaji di dekatnya. Nyatanya, malam itu sikap Fatih sangat berbeda sekali.


Tak hanya berusaha menutup mulut saya agar saya berhenti mengaji, dia juga berusaha merampas Alqur'an yang saya pegang, dan menendangnya. Sebelumnya, suami mendengar suara benturan keras di pintu depan, tapi tidak ada apapun setelah diperiksa.  Saya pun berusaha menenangkan Fatih sembari meletakkan Qur'an ke lemari buku, dan mengikuti maunya, masuk ke dalam kamarnya.

Di kamar, Fatih kembali mengamuk, menangis dengan keras, dan berkali-kali menjatuhkan selimut. Menyuruh saya memungutnya, menyelimutinya, dan kembali menjatukannya ke lantai. Capek bukan? Itu yang saya hadapi haampir setiap malam beberapa minggu ini. Fatih hanya mau tidur bila saya temani, dan selama dia belum bisa tidur, bisa dikatakan dia tidak mengijinkan saya (asumsi saya) untuk tertidur lelap. Saat saya sedang lelap, dia sengaja minta diselimuti oleh saya, padahal hal itu baru saya lakukan 5 menit sebelumnya. Tak jarang tengah malam terjadi huru hara saya dengannya karena masalah ini, karena lelah, mengantuk, dan banyak hal, membuat kesabaran saya habis saat dia melakukan hal ini.

Kembali ke cerita malam 2 malan yang lalu tersebut. Di kamarnya, saat dia menangis tanpa sebab yang jelas, saya pun kembali mencoba menenangkannya dengan mengaji kembali. Sambil menutup mata, saya melantunkan hafalan bacaan Qur'an saya. Saat mata tertutup itulah, bathin saya melihat sosok di sudut kanan kamar anak saya tersebut. Berdiri sososk anak kecil, sedikit lebih pendek dari tubuh Fatih, lebih tepatnya sebaya dengan Aisyah. Rambutnya pendek dan berponi. Dia menunduk, dengan tubuh yang bernuansa abu-abu cenderung gelap.  Tidak jelas, apa anak laki-laki atau perempuan, tapi menilik bentuk rambutnya, saya lebih cenderung mengindentifikasinya sebagai anak perempuan.

Buru-buru saya membuka mata, dan anak itu tidak ada. Dari perasaan yang terlihat mata bathin, saya menduga, kehadiran entitas tersebut yang mungkin mengganggu Fatih. Dan itu juga yang mungkin membuatnya tidak nyaman tidur sendirian, selalu minta saya temani, dan menyibukkan saya agar terbangun saat dia belum bisa tidur. Wallahua'alam.

Suami dan saya pun membaca Qur'an di kamar tersebut. Tapi karena Fatih masih rewel, akhirnya saya ajak dia tidur di kamar yang satunya lagi. Dan alhamdulillah, dia tidur nyenyak, tenang dan tidak rewel. Sejak malam itu, Fatih masih tidur di kamar yang satunya lagi. Sedangkan kamarnya yang biasa, kosong selama satu malam. Namun malam ini, kamar tersebut diisi oleh oleh Aisyah. Alhamdulillah, mudah-mudahan tidak ada apa-apa sampai seterusnya.

Terus terang, sejak sepulang Lebaran dari rumah mama mertua, saya merasa ada kehadiran entitas lain di rumah ini yang berbeda.Auranya yang terasa oleh saya, buruk. Kebanyakan mempengaruhi emosi. Itu sebanya saya pernah minta bantuan teman-teman di media sosial mengenai masalah ayat-ayat ruqyah. Saya sendiri mencoba kembali menguatkan diri, namun bukan karena semata-mata karena ada aura buruk yang terasa, terutama karena memang ingin kembali mendekatkan diri pada Allah.

Mengingat Fatih sampai saat ini belum bisa mengkomunikasikan apa yang dia lihat, rasa dan alami dengan bahasa lisan, melainkan bahasa tubuh, saya pun hanya bisa menduga-duga sebab dia sering rewel saat menjelang tidur. Sebagai bundanya, saya merasakan dengan hati, ketidaknyamanan yanng mungkin dia rasakan dengan kehadiran entitas yang tidak biasa. Saya berharap, Allah memberi perlindungan kepada kami, dan terutama Fatih, mengingat dia mempunya keterbatasan dalam komunikasi. Seperti yang selalu kami panjatkan dalam do'a-do'a kami padaNYa.

“Hasbunallah wani’mal-wakîl, ni’mal-mawlâ, wani’man-nashîr"
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. 3:173).



Rebellina Santy

Author, Blogger, Crafter, and Gardener. Informasi pemuatan artikel, Sponsored Post, Placement, Job Review, dan Undangan Event, email ke : rebellinasanty@gmail.com. Twitter/IG: @rebellinasanty

18 komentar:

  1. Masya Allah, setajam itu ya mata bathin seorang Ibu, anakku Alfath(1 tahun) mulai menunjukan tantrum2 pertamanya, jd PR baru untukku dan suami utk bisa bersikap setepat mungkin utk menenangkannya. Alfath skr sudah tau saat dilarang (dan dia pasti marah saat itu), tidur malam kadang sering bangun mintanya dipelukin terus..

    terus ceritain ttg Fatih ya Mbak, bisa memberikan pencerahan utk Ibu baru sepertiku.. Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal mata bathin, maaf nih, saya tidak bermaksud klaim sebenarnya. Tapi memang saat tertentu, saya seperti melihat hal yang berbeda dari pandangan normal yangterlihat sebelumnya, walau cuma sebentar. Kisah tentang Fatih dan anak-anak yang lain, insha Allah akan ditulis, kalau sekiranya bisa membawa manfaat

      Hapus
  2. Aku punya pengalaman juga mbak....anak sulung ku raka, pernah demam...mpe opname seminggu, bbrp macam tes medis, semuanya baik. Karena via medis ga ktmu penyakitnya, smnta demam makin meninggi...akhirnya kami nanya ke orag yang mata batinnya tajam. Ternyata anak sy diikuti/ditinggali nenek-nenek tua. Endinngya nenek2 tua td diminta pindah, ditransfer ke telur mb. Saat kakaknya sakit, adiknya masih 2 bulan saat itu....rewel terusss! Nangis setiap masuk kamar. Saat maghrib ga mau mau masuk rmh. Akhirnya saya minta rumah "dibersihin". Auranya mmg jd beda kok mb..

    BalasHapus
    Balasan
    1. salah satu kunci menjernihkan aura gelap yang ada di sekitar kita adalah memperbanyak membaca Qur'an di rumah kita. Kalau saya, suka pindah-pindah tempat baca Qur'annya. Setiap ruangan saya dan suami suka duduk di situ, baca Qur'an. kalau ketempelan mahkluk halus seperti yang pernah dek Raka alami, di Medan namanya kesambet. Sekarang udah normal semua khan mbak?

      Hapus
  3. Konon anak kecil peka terhadap hak-hal gaib
    Kita yang mendoakan agar tak ada gangguan lagi
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Pakdhe. Do'a padaNya yang memberikan rasa aman lahir bathin, serta ketenangan.

      Hapus
  4. Ya Allah.... semoga selalu dilindungi oleh Allah ya mba....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin. Iya Mbak Santi. Terutama untuk Fatih karena keterbatasannya

      Hapus
  5. semoga tetap menjalani kebersamaan dengan Fatih dengan baik. titip salam dengan Fatih, Bunda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Salam buat Fatih insha Allah disampaikan.

      Hapus
  6. Di usia tertentu, anak2 memiliki kepekaan ini mbak. Dua anak saya mengalaminya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. katanya menurun ya Mbak? Adakah Mbak juga 'peka'?

      Hapus
  7. Semoga nggak ada lagi gangguan2 lain di rumah mbak-gmn caranya spy qt bisa membedakan kalau anak kecil rewel itu gara2 gangguan atau tidak mbak? Buat pengingat saya ini, keponakan banyak msh kecil

    BalasHapus
    Balasan
    1. rewel normal karena ada hal yang membuatnya tidak nyaman, misalnya lapar, pakaian basah, badan kurang sehat, dsb. artinya yang bisa diidentifikasi dengan indrawi. namun rewel yang 'tidak biasa' itu biasanya lama dan terus menerus, sementara bila di periksa keseluruhan, tidak ada hal-hal yang membuat anak menjadi tidak nyaman sebagai penyebab kereweleannya. mungkin, kalau itu yang terjadi, itu gara-gara gangguan lain. Wallahua'lam

      Hapus
  8. Semoga Allah SWT melingdungi mak sekeluarga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin. Ya Mak Kania. berdoanya selalu begitu.

      Hapus
  9. Alhamdulillah belum pernah ada kejadian begini dengan Rayyaan. Pernah sih sekali dua kali dia menunjuk ke arah tertentu sambil bilang "apa tu? Apa tu?" & membuat bingung pdhl cuma ada tembok kosong. Tapi selama suara & mukanya tidak menunjukkan gelagat aneh, saya sok cool ajah sambil baca doa he he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. selama Rayyaan juga enggak terintimidasi, engak usah dipikirin ya Mak

      Hapus

Halo...
Thanks ya uda mau mampir dan kasih komentar di blog Rebellina Santy. Komentar kamu berharga banget buat saya.

Salam
Reni Susanti