Resep Kue Pukis Menul Hemat Telur

www.rebellinasanty.blogspot.com
kue pukis toping keju, fotopribadi rebellina
Terakhir makan kue pukis buatan sendiri itu…., sudah lama banget. Saking lamanya sampai lupa di mana nyimpan cetakannya. Dan setiap kali jalan-jalan bareng suami, dianya ingetin kenangan berharga soal pukis dan cetakannya ini.

Ceritanya dikisaran waktu saat saya masih punya anak Kakak Sya dan Abang Fatih. Setiap kali belanja ke pasar Anyar, anak-anak kerap menunggu di motor bareng ayahnya. Saat menunggu itulah mereka makan kue pukis yang ada dijual di sekitar tempat menunggu.


Melihat mereka suka banget dengan kue satu ini, suami pun menyarankan agar bikin sendiri. Kelilinglah saya cari cetakan kue ini. Ternyata gampang-gampang susah nyari cetakannya, walau akhirnya ketemu juga. Wuih, harga cetakannya enggak murah. Saat itu saya beli seharga 60 rb. Demi anak.., tak apa.

Berbekal resep dari tabloid Saji, saya pun kerap bikin kue ini. Nyam..nyam, enak disantapnya saat hangat-hangat.  Namun seiring waktu, antusias saya nyobain resep camilan yang lain semakin bertambah. Terlupakanlah Si Pukis ini. Apalagi walau bahannya tergolong mudah, proses pembuatan kue pukis ini agak ribet, dan saya kebanyakan gagal di proses pemanggangannya. Jadinya, agak-agak malas bikinnya, hehehe. Untungnya Aisyah pernah ngerasai pukis buatan bundanya. Tapi lupa, itu kapan. Yang terjadi, Si Bungsu Zulfikar yang total belum pernah ngerasai pukis buatan bundanya ini. Dan umur Zulfikar udah 4 tahun lebih, berarti saya tidak pernah nyentuh cetakan pukis ini udah 5 tahun lebih…

Entah kenapa pula seminggu terakhir ini suami ngingetin terus soal pukis ini. Mungkin dia pengen makan pukis buatan saya, tapi pake alasan atas nama anak-anak J

Kemarin sore, walau sedikit sakit kepala, saya pun memenuhi harapan suami.., eh anak-anak J. Kali ini sekalian saya pengen modifikasi resep yang selama ini saya pakai. Biasanya saya pakai resep Saji, dengan bahan 3 telur. Karena lagi demen dengan yang namanya irit telur, maka bahan-bahan pun saya modifikasi, dan ternyata…, hasilnya enak, manisnya pas, lembut, dan bentuknya menul-menul. Keburu lupa, saya segera tuliskan di blog ini deh.

Berikut Bahan-bahan dan Cara Pembuatan Pukis Menul Irit Telur Ala Bunda

Bahan A:  Biang
25 gr terigu protein sedang
50 ml air hangat
1 sdt ragi instan

Bahan B
1 btr telur
100 gr terigu protein sedang
150 gr terigu protein tinggi (bisa juga protein sedang seluruhnya, atau protein tinggi seluruhnya)
200 gr gula pasir
½ sdt vanila
375 ml santan hangat
1 sdt garam
50 gr margarin, dilelehkan

Cara Membuat:

Buat biang: Campur semua bahan sampai rata dan terigu tidak bergumpal-gumpal. Biarkan selama 15 menit.
Di tempat lain, kocok telur, gula pasir, dan vanila hingga kental. Lalu masukkan bahan A (biang). Aduk rata dengan spatula.

 Campur santan hangat dengan garam. Masukkan terigu yang telah diayak bergantian dengan  santan yang telah dicampur garam kedalam adonan kocokan telur.. Aduk hingga rata dan tepung tidak bergerindil. Saring untuk memastikan semua adonan tercampur rata.
Tambahkan margarin cair. Aduk hingga benar-benar rata. Diamkan selama 1 jam.

Panaskan cetakan pukis. Oles mentega. Sendokkan adonan pukis setinggi ¾  cetakan. Biarkan hingga muncul gelembung-gelembung kecil di atas permukaan adonan. Tutup cetakan, dan biarkan hingga matang.

Angkat, selagi panas, oleskan dengan mentega sisi atasnya. Taburi dengan toping sesuai selera. Santap selagi hangat.

Hasil jadi : 48 buah (sesuai besarnya cetakan saya)

Mau coba? Silakan praktekan resep di atas. Semoga sesuai selera 

Happy baking





Rebellina Santy

Author, Blogger, Crafter, and Gardener. Informasi pemuatan artikel, Sponsored Post, Placement, Job Review, dan Undangan Event, email ke : rebellinasanty@gmail.com. Twitter/IG: @rebellinasanty

5 komentar:

  1. dan saya mendadak lapar di puasa senin ini haha

    BalasHapus
  2. banyak banyake hasilnya, saya bikin pukis dari tepung 600 gr hasilnya tidak jauh beda

    BalasHapus

Halo...
Thanks ya uda mau mampir dan kasih komentar di blog Rebellina Santy. Komentar kamu berharga banget buat saya.

Salam
Reni Susanti