oto dari: frangiplants.com.au |
Sakura Dalam Kenangan
Beberapa hari ini jagad hiburan Indonesia diwarnai lagi oleh
berita penangkapan artis yang memakai narkoba. Saya tidak menggunakan kata
dikejutkan lagi, karena artis dan
narkoba bukan berita baru. Jadi, setelah ini pun pun akan ada lagi berita artis yang
akan ketangkap menggunakan narkoba. Entah artis muka lama dalam artian pemakai lama, atau artis yang baru ketahuan memakai narkobanya sekarang.
Nah, artis yang lagi ramai dibicarakan ini termasuk top pada
jamannya. Salah satu lagu legendarisnya yakni Sakura. Saya suka lagu tersebut.
Baik lirik dan musiknya, ok buat mulut ikut berdendang, dan telinga untuk
mendengar. Apalagi saat jaman tenarnya, artis ini punya wajah yang nyaman buat
dipandang, walau saya tidak ngefans dengannya. Cuma suka dengar lagu-lagunya.
Terkait dengan lagu Sakura ini saya punya kenangan mendalam yang tak hilang
dari benak.
Poto dari tiketapasaja.com |
Selain lomba-lomba, kegiatan positif lainnya adalah belajar
nasyid, nari daerah dan modern. Semua itu gratis..tis. Sayang aja di tempat
saya dulu belum ada yang berprofesi sebagai penulis. Coba kalau sudah ada,
tentu bakalan ada pelatihan menulis juga, dan gratis juga. Semuanya saya ikuti. Kemaruk,:)
Salah satu tarian modern yang sempat saya pelajari adalah
Sakura ini, selain tarian derah Kuala Deli dan Dinding Ba Dinding (bener enggak
tuh judulnya). Namun yang menjadi
kenangan mendalam adalah tari Sakura, karena kami diajari tarian dengan lagu ini untuk
ditampilkan pada perayaan 17 Agustusan.
Latihan berminggu-minggu sebelum hari H-nya terbayar saat
kita berhasil manggung. Gemetar dan demam panggung, sudah pasti saya alami.
Syukurnya posisi saya di barisan belakang membuat diri agak nyaman. Masalah
posisi yang selalu di bagian belakang, itu karena ada alasan kuat bagi
pelatihnya, yakni karena saya itu sebenarnya enggak luwes kalau nari. Kaku.
Hanya saja karena anak perempuan sebaya yang diajak nari enggak ada yang mau
selain saya dan beberapa teman yang lain, jadilah saya tetap ikut nampil.
Dan yang membuat tarian Sakura ini menjadi kenangan
mendalam, karena kita memakai hiasan bunga di kepala dari bunga kamboja yang
dironce pakai benang jahit. Bunga kambojanya pun diambil dari lokasi Taman
Makam Pahlawan yang tidak jauh lokasinya dari rumah. Tapi waktu itu sih kitanya seru-seru aja
makai roncean bunga kamboja dari kuburan. Enggak ada takutnya, hehehe.
Habis memang harus saya akui kelihatan banget kakunya. Tapi
saya sih cuek aja. Yang penting dapat fun-nya ketika beraktivitas dengan
mereka. Namun sepertinya anak-anak pun tidak ada yang berbakat menari. Enggak
ada yang mau ikut nari dengan saya. Jadinya saya nari Sakura sendirian deh.
Hiks…
Hihi..kenangan masa kecil ya mak. saya juga waktu kelas 4 SD ikut pentas di balai desa. waktu itu yg ngajar mahasiswa seni yang lagi PKL. ga ada malu sih ya waktu itu karena narinya bareng2 temen.
BalasHapuskenangan kanak-kanak-remaja itu indah. enggak tahu ya kalau anak-anak sekarang, kalau mereka sudah seusia kita nantinya, masih punya kenangan seperti inikah? mengingat sekarang lebih terpaku pada gadget
Hapussedih ya...narkoba memang kejam...
BalasHapusjkejam dan merusak kehidupan, tidak saja pemakainya, tapi sekitarnya :(
HapusFariz RM itu musisi jenius. Darinya saya tahu istilah MIDI pertama kali. Sayangnya sering jatuh ke lubang
BalasHapusiya. saya suka lagu-lagunya, dan talentanya pada alat musik. tapi sayang, enggak bisa memanage diri dan ketenaran
HapusUdah kali kedua Fariz tertangkap. Sangat disayangkan.
BalasHapusSaat zamannya, tari Sakura itu kayak ngetrend banget, ya
iya Mak. Buktinya saya juga kena demam tari sakura, walau gerakan kaku, hayukkk saja :)
HapusOh Om Fariez..terjerumus lagiii :( smg kelak keturunan kita tetap move on meski hidup tak lagi semujur masa lalu :)
BalasHapusbetul Mbak. hal yang sama kulihat darinya, mungkin belum bisa lepas dari bayang-bayang jaya di masa lalunya
Hapus