Ada satu fase hidup saya, kepercayaan diri saya rontok,
jatuh mencapai titik nadir. Saya yang semula periang dan banyak teman, jadi
menarik diri dari lingkungan keluarga dan pertemanan, dan hanya fokus pada
anak-anak dan suami. Perasaan tidak dihargai dan dianggap sebelah mata yang
menjadi penyebabnya.
Saya butuh yang lain, tempat saya bisa berbagi pikiran, dan
menjalin hubungan sosial dengan beragam orang. Saya ingin keberadaan diri saya
diakui, tapi bagaimana caranya tanpa harus meninggalkan rumah, mengingat salah
seorang anak saya butuh pengasuhan khusus? Thanks God sekarang ini banyak media
sosial tempat untuk menjalin pertemanan tanpa harus meninggalkan rumah. Tapi
selama ini pun saya hanya penikmat dalam diam, tidak larut dalam keriuhan yang
kata teman,media sosial pun bisa jadi semacam pasar burung. Lalu, bagaimana
eksistensi saya bisa terasa di tengah keriuhan media sosial tersebut?
Haruskah saya posting foto-foto selfie saya setiap hari di
akun media sosial yang saya miliki agar eksistensi saya diakui? Oh tidak! Itu
bukan saya. Saya ingin keberadaan diri saya diakui lewat pemikiran dan hal-hal
positif yang saya lakukan. Dan hal positif itulah yang ingin saya bagi. Menulis
adalah alternatif yang paling ok buat saya, karena bisa dilakukan di rumah.
Tapi kalau hasil tulisan cuma tersimpan di folder komputer atau sekedar jadi
catatan di kertas, percuma juga bukan?
Saya pun mulai #BeraniLebih eksis dengan menulis di blog. Menulis
pengalaman yang saya lalui, pemikiran-pemikiran saya mengenai topik tertentu, dan
perasaan yang saya rasakan. Tak ketinggalan juga berbagi resep masakan favorit
keluarga pun saya salurkan lewat tulisan yang saya muat dalam blog pribadi. Dan
media sosial itu saya jadikan sebagai media untuk #BeraniLebih eksis lewat tulisan saya, dengan
membagikan link urlnya.
Jujur saja, #BeraniLebih eksis dengan membagikan tulisan
yang saya buat ke akun media sosial sendiri, atau di komunitas, bukan perkara mudah
awalnya. Ada perasaan malu dan bisikan negatif semacam “Aduh.., tulisan jelek
begini, apa layak dibaca orang lain?”. Atau, “Sok banget posting tentang resep
makanan, di luar sana masih banyak yang lebih hebat resepnya.”
Tapi sedkit demi sedikit saya menepis bisikan negatif itu
dengan terus menulis di blog. Selain menulis untuk blog sendiri dan membagikan linknya ke media
sosial, saya juga mencoba #BeraniLebih eksis dengan ikut lomba penulisan sana sini, dan kirim
tulisan ke berbagai media cetak. Banyak gagalnya, tapi satu dua ada juga yang
nyangkut. Senangnya, saat ada tulisan yang berhasil menang, atau dimuat di
media cetak. Namun lebih senang lagi melihat respon positif dari teman-teman
saat membaca tulisan saya. Apalagi ada yang pernah mengirim surel pada
saya mengucapkan terima kasih karena
yang saya tulis mewakili apa yang dia rasakan. Atau, bila hasil resep-resep
yang saya bagi di blog, menjadi inspirasi ibu-ibu PKK. Wow, bahagia banget! Kepercayaan diri saya pun mulai tumbuh lagi.
Kalau dulu, saya malu-malu untuk eksis di media sosial, namun
kini,saya #BeraniLebih eksis, lewat tulisan yang saya bagi. Karena lewat tulisan,
keberadaan diri kita diakui, plus menambah kepercayaan diri. Seperti saat ini,
saya #BeraniLebih eksis dengan menulis ini dan membaginya di media sosial.
Facebook.com/rebellinapassy
Twitter:@rebellinasanty
G+ : Rebellina Santy
Pinterest : pinterest.com/rebellinapassy
:
Twitter:@rebellinasanty
G+ : Rebellina Santy
Pinterest : pinterest.com/rebellinapassy
:
ayo Mbak semangat terus!
BalasHapusGanbatte! Tetap semangat, insha Allah. Tq dukungannya ya
Hapusberani lebih eksis jadi bikin percaya diri meningkat :)
BalasHapuskalo aku merasa menulis bisa membuat waras. pas lagi ga nulis kumat lagi deh, hehe.
semoga menang ya mbak ^_^
iya Mak, salah satunya gitu. Menjaga kewarasan dengan tetap aktif menulis :)
BalasHapusAyooo..nulis..nulis..semangat terus mbak..
BalasHapusiya, insha Allah. maaf baru jawab, komennya masuk ke spam. baru tahu :)
Hapusberteman di dunia maya juga gak kalah mengasyikan dengan dunia nyata yo mbak...? semoga menang. btw, kapan DLnya nih..?
BalasHapusDLnya besok, Mak. ikutan juga kah?
Hapusmenulis memang memiliki nuansa damai tersendiri. saya bisa menghabiskan akhir pekan dalam diam, berteman laptop dan imajinasi-imajinasi yang bertebaran di kepala *ih sok keren komentar saya ini* haha.
BalasHapusemang keren kok, sekeren buku yang sudah ditulis, walau belum baca sayanya :)
Hapuswow bagus tulisannya good luck mba
BalasHapusMakasih, San :)
Hapussemangat terus ya mbaa berbagi di blog :*
BalasHapusinsha Allah.., terus menjaga semangat ngeblog :)
HapusSenengnya bc tulisan ini...berasa ditemani :-)
BalasHapusalhamdulillah.. ::)
HapusSeneng banget aku melihat Mbak Reni aktif menulis dan berbagai di medsos. Semoag barokah, Mbak. ira
BalasHapusTerima kasih Mbak Ira. Saya ini tidak piawai menulis status di FB atau twitteran sebagai bagian dari medsos. Kebanyakan memilih menikmati dan mengamati dalam diam. Jadinya, medsos saya gunakan untuk berbagi tulisan yang ada di blog saja.
HapusDirimu salah satu inspirasiku. Walau jauh dan belum pernah ketemu, aku merasa Mbak Ira salah seorang sahabat yang mendukungku, walau dalam diam dan do'a. Terima kasih ya mbak :)
#BeraniLebih! yay!
BalasHapusYay! Ganbatte :)
HapusSemangat terus mba keluarkan terus bakatmu :)
BalasHapusyup, tq sumbangan semangatnya ya
Hapus