“Pokoknya, kamu harus teriak sekuat mungkin. Kalau
perlu, tendang kemaluannya, cakar matanya, gigit tangannya, lalu lari sekuat
tenagamu!” kata saya pada Kakak, Ai, dan juga si kecil Zulfikar. Tentu
saja pakai aksi peragaan cara melakukannya, serta bagian-bagian vital yang
harus mereka tendang, gigit, dan cakar.
ilustrasi : credit |
Lho, kok ngajarin kekerasan pada anak-anak? Bukannya
anak-anak harus diajari etika, sikap lemah lembut dan sopan santun pada orang
lain?
Eits…,lihat dulu konteksnya.
Saya mengajarkan anak-anak saya untuk bersikap seperti itu
bila berhadapan dengan orang yang mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap
diri mereka. Sekarang ini makin parno aja membaca berita mengenai kejahatan
seksual terhadap anak-anak. Rasanya, enggak ada tempat yang aman buat anak-anak
lagi. Tidak sekolah atau tempat ngaji. Apalagi lapangan terbuka untuk bermain.
Tapi bukan berarti karena itu saya harus mengungkung anak di balik sekat tembok
rumah, bukan? Harus cari solusi! Caranya, kenalkan anak secara dini mengenai
sex, kejahatan yang mengintai mereka dalam rupa yang berbeda, serta siapa-siapa
saja yang patut di waspadai.
Mengenalkan anak secara dini dengan sex tentu saja
disesuaikan dengan usianya. Tetapi yang pasti, saya mengenalkan konsep mengenal
diri sendiri pada tiap anak-anak saya. Konsep mengenal diri sendiri itu dalam
artian secara fisik, bahwa tubuh perempuan dan laki-laki secara spesifik memang
berbeda. Saya dan suami juga menjelaskan batasan aurat yang mana boleh terlihat
umum, dan yang mana boleh dilihat oleh muhrim baik aurat untuk perempuan dan
aurat laki-laki. Apalagi kalau sudah
baligh, itu sesuatu yang mutlak harus mereka pegang teguh. Juga batas-batas pergaulan, sesuai syariat agama yang saya anut.
Lalu selanjutnya saya jelaskan bagian-bagian sensitif mana
yang tidak boleh dilihat, diraba atau sentuh oleh siapa pun, bahkan oleh
ayahnya sendiri (ini khusus buat anak perempuan). Namun ada pengecualian khusus, yakni bila
terjadi luka dan saya tidak ada, sementara tindakan darurat harus dilakukan,
barulah boleh. Kalaupun dokter atau tenaga medis yang melakukannya, setidaknya
mereka ditemani oleh salah satu anggota keluarga.
Saya juga menanamkan untuk bersikap waspada pada siapapun,
mengingat kejahatan seksual saat ini bukan saja dilakukan oleh lawan jenis,
tetapi juga oleh orang-orang yang berjenis kelamin sama dengan anak kita. Dan
bahkan kebanyakan dilakukan bukan oleh orang yang asing sama sekali, malah
justru orang-orang di sekitar korban. Saya ajarkan juga kepada mereka untuk
menolak setiap pemberian makanan apapun dari siapa pun, bila tanpa ada salah
satu dari kami sebagai orang tuanya di sisi mereka. Tentu saja menolak dengan
cara yang sopan, misalnya mengatakan, belum
mendapat ijin dari kami sebagai orangtuanya apakah boleh menerima
pemberian tersebut. Ngeri aja membayangkan anak-anak ini diberi permen yang
dalamnya sudah ada zat bius. Hiyyy..
Ajarkan untuk tidak menerima pemberian siapa pun bila tidak did ampingi orang tua, credit |
No, Thanks, Credits |
Lalu, dalam interaksi dengan orang yang dituakan dan
dihormati, saya juga tanamkan untuk selalu bersama teman bila harus menemui
orang tersebut. Kalau pun tidak ada teman yang boleh menemani, pertemuan itu
harus dilakukan di ruangan yang ramai oleh orang lain juga. Kalau tidak ada
juga, saya katakan, lebih baik menolak dan pilih pulang ke rumah!
Tidak boleh percaya dengan siapa pun yang mengaku-ngaku
utusan dari kami atau salah satu dari kami sebagai orangtuanya bila mereka
sedang tidak bersama kami atau sedang menunggu jemputan dari kami. Pokoknya,
setelat apapun kami menjemput mereka dari sekolah, mereka harus menunggu di
sekolah sampai kami datang. Bila sekolah sudah sepi, pilih tempat yang ramai
oleh banyak orang, misalnya warung. Dan peraturan untuk tidak menerima makanan
apapun dari orang lain serta tidak mempercayai siapapun, tetap berlaku.
Lalu bagaimana bila semua antisipasi itu sudah dilakukan dan
tetap saja ada kejadian (ih…,amit-amit. Semoga Allah melindungiku dan
anak-anakku dari kekejian manusia), mereka harus melakukan perlawanan sekuat
tenaga!
“Teriak sekuat tenaga yang kamu mampu, tendang kemaluannya,
cakar ke arah matanya, atau gigit lengannya, dan lari!” itu kata saya yang
didukung sepenuhnya oleh ayah mereka. Bahkan ayah mereka mengajarkan
titik-titik kelemahan tubuh manusia yang bila diserang bisa berakibat fatal. Tentu
saja penanaman keyakinan untuk memohon pertolongan padaNya tak luput kami
masukkan sebagai bagian dari mekanisme perlawanan diri.
salah satu tindakan untuk melindungi diri, credit |
salah satu tindakna untuk melindungi diri, credit |
Bagaimana bila mereka terluka dalam aksi perlawanannya?
“Itu memang resiko,” kata saya. Setidaknya mereka sudah
melakukan perjuangan sampai batas yang mereka mampu sambil menunggu pertolongan
datang.
Bila sesuatu yang buruk terjadi karena perlawanan mereka?
Saya tidak mau memikirkan hal itu…
Bogor, 28 Agustus 2014
Huf... jadi menghela nafas berat nih baca postingan ini. Berat banget ya mbak jadi orang tua jaman sekarang
BalasHapusIya Mbak. Jaman sekarang makin gila saja. Harus ada antisipasi kita sebagai ortu untuk menanamkan sikap waspada dan perlindungan diri sejak dini buat anak-anak.
HapusPerlu ya Mak sampe mengajarkan cara-cara keras itu, kemaren baru ngajarin tentang pakaian dalam, saya bilang ke anak laki-laki saya yang berusia 3 tahun, kalo ga ada orang lain yang boleh membuka ataupun memegang celana dalamnya selain keluarga, dan kayaknya dia manggut-manggut ngerti. Semoga hal-hal buruk tidak akan menimpa keluarga kita ya mak,
BalasHapuskalau pendapat saya, perlu sekali Mak, hanya saja idbarengi penjelasan, itu untuk situasi yang benar-benar 'perlu dilakukan' demi keselamatan mereka. Aamiin,untuk do'anya, berharap anak-anak kita dilindungi olehNya ya
HapusJadi inget sama kasus mutilasi di Siak, Riau. Emang anak-anak harus dikasih pendidikan dari orangtua soal menyikapi org2 yang 'black purpose' gitu mak...
BalasHapusBerita itu salah satu dari sekian banyak kasus yang membuat saya agak parno,Mak. Karenanya saya mengajarkan anak-anak untuk mewaspai sikap-sikap orang yang bisa berindikasi ke arah san
HapusAku juga mulai ngajarin anakku (3,5thn) tenatang batas2 anggota tubuh nya yang boleh dan tidak boleh dipegang orang. Kalo ada orang yang pegang bagian ini dan itu (menunjukkan anggota tubuh) berarti dia orang jahat kamu harus teriak, dan cerita sama mama
BalasHapusiya Mak. haru situ. anak sejak dini harus diajari untuk peka akan situasi disekelilingnya, termasuk situasi orang yang 'berniat' jahat terhadapnya
Hapussetuju, anak anak harus mulai diajari cara melindungi diri dari aksi kejahatan seksual. btw, besok anakku mau kulesin taekwondo ah ahaha
BalasHapusIya San. Sebagai bagian adari anggota masyarakat, mengedukasi murid les pun bisa kita lakukan, termasuk mengenalkan mereka terhadap potensi bahaya di sekeliling mereka yang mengancam keselamatan mereka.
Hapusbetul mak, karena memang kejahatan ada dimana2. Semoga anak2 kita selalu dilindungi ya...
BalasHapusiya mak, hanya saja tetep dibarengi memberi pemahaman bahwa yang kita ajarkan itu bila mereka dalam situasi darurat, dan dalam upaya mencaripertolongan.berharap anak-anak dimanapun terlindungi bukan hanya dari kejahatan sexual, tapi juga kekerasan lainnya
HapusAku ngajarin keponakanku yang cowok agar berontak bila ada yang mau membullynya. Nyatanya keponakanku itu sekarang jadi agresif. Setiap teman yang mau usil padanya dia langsung melawan... karena dia sudah jadi anak pemberani tak ada lagi yang mau usil padanya... Kira2 salah gak ya mengajarkan anak agar dia ngelawan sama orang lain seperti itu?
BalasHapuskalau bully, anak saya dulu kenyang dapet hal yang begituan Mak. tapi bully psikis. untuk itu, bukan perlawanan fisik yang saya ajarkan, tapi melatih mentalnya agar kuat dan tidak terprovokasi bully, justru harus menunjukkan kepada si pembully bahwa dia (anak saya) lebih baik dalam banyak hal. tapi kalau bully fisik, terus terang saya memang mengajarkan dia untuk berani mempertahankan diri, namun tetap disertai pemahaman untuk selalu rendah hati dan tidak memancing permusuhan.
HapusDuuhh ngeri ya mak ..makin banyak aja kekerasan seksual pada anak. Mang penting bgt anak2 mengenal tubuhnya sendiri. Aku jg sudah mulai sejak nadia TK ttg batasan aurat juga tentang batasan bagian mana yg blh n tidak boleh disentuh org lain
BalasHapusThanks for sharing mak :)
iya, pemahamank e anak sejak dini itu penting banget, untuk keselamatan mereka. makasih kalau postingan ini bermanfaat
HapusTengkiyu sharingnya Mak, bermanfaat banget :)
BalasHapusalhamdulillah, kalau membawa manfaat
HapusMakasih mak sharenya...saya kadang suka bingung gimana menjelaskan hal.ky gini ke anak
BalasHapussama-sama mak. semoga bisa sedikit membantu mak Kania menjelaskan pada anak mengenai hal kayak gini
Hapuscukup membantu para emak emak yang lain supaya mengajarkan kepada sang buah hati cara melindungi diri ala super hero, sehingga biar kecil tapi cabe rawit ya mbak. yang penting bagaimana cara menjelaskan kepada mereka secara santun dan bijak.
BalasHapussebenarnya tulisan ini ditujukan sebagai tindakan antisipasi bila anak-anak berada dalam situasi yang saat itu tidak ada orang untuk dimintai pertolongan. Jadi, tetp saja harus dibarengi memberipemahaman aktifitas tendang, menggigit dan aksi superhero itu bukan utk dilakukan tiap hari dan dengan siapa saja. Hanya dilakukan kalau dia sudah terancam. itulah tugas kita sebagai ortu untuk memberi pemahaman itu
Hapusiya mbak benar sekali maksud saya juga begitu, maksudnya super hero dalam arti kiasan bahwa anak anak setidaknya bisa menjaga diri ketika di situasi dimana tidak ada orang yang bisa dimintai tolong.
Hapusya, itulah pointnya
HapusKalau saya yang paling sering di ajarin adalah, jangan menerima pemberian orang asing dan jangan dekat-dekat orang asing.
BalasHapusSemoga anak-anak kita selalu dalam lindunganNya, aamiin
Meskipun belum menikah, tapi ketakutanku dengan pergaulan anakku terjadi sekarang. Karena melihat zaman sekarang saja sudah kayak gini mencemaskannya. Hiks. Makanya aku belajar banyak tentang mengajarkan anak agar terhindar dari pelecehan seksual mulai dari sekarang.
BalasHapusaku harus ngajarin juga nih ke anak2 ...soalnya kejahatan seksual ini juga ga habis2 ya mmbak seperti jamur
BalasHapus