Yang Mana Suaminya?


Cerita ini terjadi di suatu desa yang indah. Di desa tersebut tinggal seorang lelaki beserta istri dan dua anak perempuan mereka. Kehidupan mereka sederhana, namun cinta melingkupi rumah kecil mereka.
 A village in Slovenia. sumber di sini :

Sang Lelaki bekerja sebagai penebang kayu di hutan. Setiap kali dia hendak bekerja, dia selalu melewati jalan setapak yang melewati sebuah rumah. Rumah itu di kelilingi oleh tanaman bunga mawar yang berbau harum dan indah oleh warnanya yang merah menyala. Setiap kali si lelaki melewati rumah tersebut, dia selalu tergoda oleh harum mawar yang mekar dan warna merahnya yang menyala. Rasanya, ingin sekali dia memetik beberapa kuntum bunga mawar itu untuk diberikan kepada istrinya tercinta, karena dia tahu istrinya sangat menyukai bau harum bunga mawar.  Sayangnya, dia terlalu takut untuk meminta ijin ke pada pemilik tanaman bunga mawar tersebut, karena pemilik tanaman bunga mawar tersebut dikenal sebagai seorang penyihir.
ilustrasi cerita. sumber di sini 





sumber foto di sini
Suatu ketika,  Sang Istri berulang tahun. Di hari kelahiran istrinya, Sang Lelaki tersebut ingin sekali memberikan hadiah buat istrinya. Tapi apa daya, dia tidak memiliki uang yang cukup untuk membelikan bahkan hanya seikat bunga mawar untuk Sang Istri tercinta. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Si Lelaki hanya bisa memendam rasa sedih saat di hari ulang tahun istrinya tersebut, dia tetap harus berjalan ke dalam hutan untuk menebang kayu seperti biasanya. Tidak ada makanan istimewa, apalagi hadiah buat istri tercintanya yang setia.

Saat perjalanan pulang dan melintasi rumah si penyihir, Si Lelaki tergoda untuk memetik setangkai bunga mawar merah menyala tersebut. “Ah, cuma setangkai saja, tidak akan ada artinya untuk di penyihir,” pikir Si Lelaki tersebut. “Apalagi, dia memiliki ratusan batang bunga mawar yang ada di halamannnya ini,” katanya menguatkan diri.

Dengan tangan gemetar, namun  hati kecil yang melarangnya untuk melakukan perbuatan tercela tersebut, Si Lelaki memetik setangkai pohon mawar dengan sekuntum mawar di ujungnya. Namun, baru saja tangkai mawar itu berpindah ke tangannya, secara tiba-tiba Si Penyihir muncul dengan raut wajah murka.
“Kau, pencuri!” teriaknya marah.

Si Lelaki berulangkali meminta maaf dan bermaksud mengembalikan tangkai mawar yang telah dipetiknya tanpa ijin. Namun murka Si Penyihir membuatnya tidak bisa menerima penjelasan Si Lelaki mengapa dia nekad memetik mawar itu tanpa ijinnya. Si Penyihir dalam marahnya mengutuk Si Lelaki untuk menggantikan mawar yang baru dipetiknya.

Begitu kutuk Si Penyihir itu terucap, seketika “Wuzzzz…!” angin kencang telah menghilangkan sosok laki-laki itu dari pandangan mata.

Sang Istri yang menanti kepulangan suaminya menjadi cemas saat suaminya tidak kunjung tiba di rumah. Hari semakin larut, namun Sang Suami belum juga muncul di hadapannya. Sampai esok paginya, Sang Suami tak muncul juga. Si Istri pun menyusuri jalan setapak tempat suaminya biasa melintas sembari mencari-cari informasi dari penduduk di sekitar, adakah yang tahu gerangan dimana suaminya berada. Pencariannya terhenti di depan halaman penuh tanaman bunga mawar merah menyala milik Si Penyhir.


Belum sempat tangannya mengetuk pintu rumah Si Penyihir, sosok penyihir itu sudah berada di depan matanya. “Kau mencari suamimu?” tanya Si Penyihir dingin. Sang Istri mengangguk dengan air mata meleleh di pipi cekungnya. 

“Aku telah mengutuknya  menjadi setangkai mawar pengganti mawar yang telah dipetiknya,” kata si Penyihir.

“Aku mohon, bebaskanlah dia dari kutukmu,” kata Sang Istri terisak. “Aku dan anak-anakku membutuhkannya,” lanjutnya lagi.

Hati Si Penyihir tergerak, tapi kutuk yang sudah dikeluarkan tak  mungkin dibatalkan begitu saja, kecuali denngan syarat tertentu yang harus dipenuhi.

mana pilihanmu? 
“Baiklah, tapi bukan aku yang akan membebaskannya dari kutuk itu, tetapi dirimu,” kata Si Penyihir akhinya.
Si Penyihir lalu menunjuk ke pada tiga tangkai mawar yang masih terlihat segar kuntum mawarnya. “Di antara tiga kuntum mawar itu, salah satunya adalah perwujudan suamimu. Engkau harus mampu memilih salah satu dari 3 tangkai itu ,  yang mana perwujudan dari suamimu.”

Si  Penyihir memberi waktu selama 3 hari untuk Si Istri memikirkan pilihannya. Dia juga mengatakan, bila Si Istri gagal memilih mawar yang tepat, maka sebagai gantinya, dia dan anak-anaknya juga akan berubah menjadi tangkai-tangkai mawar yang tumbuh di halaman rumahnya. Namun, Si Penyihir juga memberi petunjuk, bahwa sang suami hanya dikutuk menjadi mawar saat mulai fajar, sampai matahari tenggelam. Namun di malam hari dia berubah kembali menjadi manusia walau tidak bisa keluar dari halaman rumah Si Penyihir,dan juga tidak terlihat mata manusia.

Si Istri pun pulang untuk memikirkan pilihan tangkai mawar yang mana yang harus dia ambil untuk menghancurkan kutukan Si Penyihir terhadap suaminya. Pilihan yang sangat sulit dengan sedikit petunjuk. Kalau dia gagal, maka dia dan anak-anaknya pun akan menjadi penghuni halaman rumah Si Penyihir dalam bentuk tangkai-tangkai mawar.

Tiga hari kemudian, saat fajar baru menyingsing, Si Istri sudah tiba di halaman rumah si penyihir dan memperhatikan dengan seksama ketiga tangkai mawar dengan kuntum mawar harum merah menyala di ujungnya. Dengan penuh percaya diri, dia menunjuk ke salah satu tangkai mawar merah menyala. Pilihan yang tepat, karena sedetik kemudian suaminya sudah berada di depan matanya. Mereka pun pulang bersama-sama dengan bergandengan tangan mesra.


Pertanyaannya : Bagaimana Si Istri bisa memilih tangkai mawar yang tepat sebagai perwujudan suaminya yang di sihir?

Petunjuk : Suaminya hanya berubah menjadi setangkai mawar dengan kuntum merah merekah di ujungnya hanya saat fajar menyingsing sampai tenggelamnya matahari.

Kalau tahu jawabnya, silahkan komen ya..

Disadur dari riddle.com




Rebellina Santy

Author, Blogger, Crafter, and Gardener. Informasi pemuatan artikel, Sponsored Post, Placement, Job Review, dan Undangan Event, email ke : rebellinasanty@gmail.com. Twitter/IG: @rebellinasanty

10 komentar:

  1. Berhubung ketiga kuntum mawar yang dia kunjungi pagi itu, ketiganya merekah dengan kuntum mawar merah menyala di ujungnya, maka seebelum menentukan pilihannya, dia mencium satu persatu kuntum mawar tersebut.
    Yang paling tercium aroma badan manusia, maka itulah suaminya.
    Hahaaa...jawaban yang ngaco..salam kenal mak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, masuk akal juga jawabannya (maksa nih, heheh). tapi bukan itu jawaban logisnya. salam kenaljuga ya, dan terima kasih sudah mampir baca tulisan santaiku ini

      Hapus
  2. karena pada malam hari ia berubah jadi manusia... maka saat fajar tiba kelopaknya tak berembun...
    # jawaban asal :D

    btw... hadiahnya apa, Kak? xixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hore, selamat! anda jadi pertamax!, hadiahnya, senyum manis saya ya, hihihi

      Hapus
  3. yg suaminya adalah yang bunganya kering tanpa embun, betul mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak. ternyatagampangya ditebaknya, heheheh

      Hapus
  4. berhubung udah terjawab semua, saya baca-baca aja ya tanpa perlu menebak, tp intinya setiap orang takkan pernahlupa dengan aroma suaminya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe. malah kadang aroma pasangan hidup kita jadi chemistry yang selalu mengikat hati :)

      Hapus
  5. asyik. aku banget nih mbak. oh ya baru balas. koneksi pas super lemot. salam kenal ya.thx dah mampir...
    http://matahati.blogdetik.com/2013/08/26/ustadz-berbulu-musang-bagian-ii/

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti kalau ada kisah riddle lagi, mau mampir lagi khan, hehehe. salam kenal juga

      Hapus

Halo...
Thanks ya uda mau mampir dan kasih komentar di blog Rebellina Santy. Komentar kamu berharga banget buat saya.

Salam
Reni Susanti