poto pribadi rebellina |
Pertanyaannya cukup membuat aku tercenung sejenak, berpikir
untuk menjawab tapi bukan dengan asal jawab. Kemudian aku berkata padanya, " Kakak, walau pun kakak belum
balig, tetapi apa yang kakak lakukan saat ini seperti menanam bibit pohon yang terbungkus kulit yang keras. Bibit itu
akan tumbuh menjadi menjadi pohon membutuhkan waktu yang lama, karena dia harus
memecahkan dulu kulit pembungkusnya yang keras. Dan untuk itu butuh tanah yang
subur dan air yang cukup.
Kakak N Adik. Photo Pribadi Rebellina |
Bila sejak kini kakak melakukan kebaikan dan terus melakukan kebaikan itu setiap harinya, maka ibaratnya kakak telah menyemai bibit pohon kebaikan dan menyiraminya dengan air, sehingga saat kakak balig nanti, bibit kebaikan itu telah tumbuh menjadi pohon kebaikan, yang berbuah dengan lebat, dan tinggal kakak petik saja untuk dinikmati. Buah itu bisa diartikan sebagai keberkahan dalam hidup, jodoh yang baik, terkabulnya do'a dan cita-cita, serta tentu saja terutama, termasuknya kakak sebagai golongan hambaNya yang beriman. Karena tidak ada yang sia-sia dari setiap kebaikan yang kita lakukan di hadapan Allah, walau pun saat melakukannya, kita belum terkena hukum wajib karena usia kita yang belum balig.
Demikian juga bila kakak melakukan perbuatan yang tidak
disukai oleh Allah atau yang dilarang Allah. Walau pun belum dikenakan dosa,
kakak juga sudah menanam bibit keburukan untuk masa depan kakak. bibit itu akan
mati kalau kakak kemudian mengganti kebiasaan buruk tersebut dengan kebiasaan
baik yang dianjurkan agama. Tetapi bila kakak tetap suka melakukan kebiasaan
buruk, saama saja memberi kesempatan pohon keburukan itu tumbuh subur dan
berbuah. Hasilnya bisa kakak dapatkan saat
ketika kakak sudah baligh nanti, karena kebiasaan yang dilakukan sejak
kecil akan terus terbawa-bawa sampai besar, apakah itu kebiasaan dan perbuatan
baik, atau sebaliknya. “
Kulihat putriku manggut-manggut. Agaknya penjelasanku dengan
pendekatan analogi membuatnya cukup puas. Kata-kata ini juga kuterapkan pada
adiknya yang kini berusia 5,5 tahun dan sudah puasa ramadhan yang kedua kalinya
(insha Allah sampai kini belum ada bolong, kalau tahun lalu, saat usia adik 4,5
tahun bolong 2 hari karena sakit panas). Alhamdulillah, cara ini cukup berhasil
sebagai salah satu cara memotivasi mereka melakukan amal sholih sejak dini.
Repost dari Fb
Bogor, 23 Juli 2013
anak yang cerdas :)
BalasHapusdianya emang kritis sejak kecil. jadinya suka pusing juga mikirin jawabannya :)
Hapuspertanyaan yang sama juga dilontarkan oleh anak2 saya :) terutama ketika mereka sedang menjalankan ibadah shaum ramadhan seperti saat ini, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi anak2 yang soleh dan solehah, amin.
BalasHapusTFS Mba
aamiin. semoga anak-anak kita dan generasi muslim seusia mereka tumbuh menjadi generasi muslim yang tangguh dan cerdas ya
Hapus