Ibu Rumah Tangga Pun Butuh Kartu Nama

http://rebellinasanty.blogspot.com
Kartunama cantik sebagai jati diri dari praktisprint
Ibu rumah tangga butuh kartu nama?

Ah, enggak segitunya kalee…
Khan cuma di rumah saja

Jangan salah loh, Ibu rumah tangga itu banyak berkarya, walau dari rumah. Justru saking sibuknya sebagai ibu rumah tangga yang produktif, kartu nama perlu sebagai sarana awal memperkenalkan diri dalam lingkup sosial agar semakin dikenal. Apalagi kalau ibu rumah tangga itu kurang gaul tapi sok sibuk seperti saya. Kudu punya kartu nama!

Sejak menikah, kemudian mundur dari usaha dan memutuskan sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga, seperti ada yang hilang dari diri saya. Bukan berarti saya menyesali keputusan saya untuk menjadi ibu rumah tangga. Tetapi gimana ya.., pokoknya serasa ada yang tercabut dari hidup saya.

Apalagi hampir 24 jam kehidupan saya hanya berkutat seputar tanah ukuran 14 x 27 m saja. Keluar rumah hanya untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga, ke warung, atau di akhir pekan sekedar cuci mata mencari tanaman bersama suami. Itu kalau tidak banyak pekerjaan domestik semisal mencuci pakaian, atau pun mengolah belanjaan buat kebutuhan rumah untuk sepekan ke depannya. Keluar rumah hanya bisa saat putri sulung saya libur sekolah atau suami  libur mengajar. Saya memang tidak punya asisten rumah tangga, sedangkan anak ke dua saya berkebutuhan khusus, yang   butuh penjagaan orang dewasa.  Itu sebabnya saya tidak leluasa keluar rumah. Bisa dikatakan, saya ini ibu rumah tangga yang kurang gaul.
Untungnya kemudian saya menemukan banyak hal menarik yang bisa dieksplorasi dari dunia saya yang baru ini, sehingga lambat laun hal-hal baru itu bisa bersinergi dengan peran saya sebagai ibu rumah tangga, karena saya bisa melakukannya dari rumah.

 Salah satu kegiatan yang melengkapi kesibukan saya sebagai ibu rumah tangga adalah ngeblog dan menulis (untuk media). Dengan ngeblog saya menyambung hasrat saya untuk bersosialisasi dengan dunia di luar keseharian saya.  Dengan ngeblog pula saya bisa berbagi kisah,pengalaman, atau bahkan sekedar menceritakan hal remeh temeh seputar kehidupan saya. Bagi orang lain mungkin tidak penting, tetapi bagi saya?

Blog semacam katarsis  dari segala kepenatan rutinitas yang harus saya hadapi. Blog menjadi wadah untuk eksistensi saya diakui dengan cara yang positif. Dengan ngeblog pula saya menjalin banyak pertemanan, walau melalui dunia maya.  Dengan ngeblog juga kepercayaan diri saya muncul. Walau di rumah, tanpa mengenyampingkan peran utama saya sebagai ibu, saya tetap bisa berbagi hal positif dengan dunia luar. Dari ngeblog pula saya banyak mendapat keuntungan yang bersifat materi. Menyenangkan banget, bukan? Saya pun dengan percaya diri sekarang ini menyebut diri saya seorang MomBlogger.

Tapi…

Tidak semua orang paham apa itu blog, dan menyebut diri sebagai MomBlogger, membuat pandangan mata dan alis sedikit berkerut penuh tanya. Setidaknya hal itu saya temui pada tetangga sekitar saya dan  beberapa rekan orangtua murid saat saya sedang mengikuti pertemuan di sekolah anak saya. Dan, semua itu terjadi di dunia nyata. Dunia yang saya bersentuhan dengan manusia real, yang memiliki gadget kekinian dan menggunakan media sosial, tapi belum sepenuhnya melek internet.

 Jangan heran kalau masih ada yang belum tahu apa itu blog, boro-boro menyebut diri saya MomBlogger. Apalagi kalau ditanya di mana  tempat kerja sayanya dan saya menjawab, “Kerjanya di rumah” (lalu, pandangan mata yang semula kelihatan bingung, terlihat bertambah bingung..)

“Gini loh Bu, saya itu ibu rumah tangga yang juga ngeblog dan nulis. Sebagian saya kirim ke media, berharap itu dimuat. Sebagian lagi saya tuliskan di blog, dan sebagian lagi saya tuliskan dalam bentuk buku atau ebook,” kata saya mencoba menjelaskan kegiatan saya di rumah sembari memberi tahu nama dan link blog saya. Sebagian kemudian ada yang memahami, sebagian lagi.., saya enggak tahu.  Tapi saya merasa, nama blog saya cuma lewat begitu saja diingatan teman-teman tersebut.

Saya yakin, banyak yang seperti saya, ibu rumah tangga tetapi memiliki aktivitas positif lainnya di luar urusan mengatur urusan domestik rumah tangga. Bisa jadi seperti saya, ibu rumah tangga sekaligus blogger,kerennya MomBlogger, atau ibu rumah tangga yang juga bakulan kue, ibu rumah tangga yang berjualan online, atau pun ibu rumah tangga sepenuhnya yang kurang suka keluar rumah. Dan biasanya, ibu rumah tangga yang sibuk seperti ini jarang suka ngumpul hanya buat rumpi yang enggak jelas.

 Antar anak ke sekolah, langsung pulang. Sudah waktunya jemput, tinggal jemput langsung pulang. . Enggak ada waktu deh buat kongkow-kongkow bareng ibu-ibu yang lain untuk hanya sekedar cerita-cerita tentang k-drama yang lagi ngehits, atau blanja blanji ke mall, atau bicarain gossip artis ini itu. Kebanyakan malah berbagi cerita itu semua lewat media sosial atau melalui komunikasi lewat gadget. Padahal, saya termasuk salah sedikit orang yang tidak begitu suka tergantung pada peralatan komunikasi. Jadi, alat komunikasi berupa telepon genggam atau pun telepon pintar, malah lebih sering digunakan oleh anak-anak saya sebagai wadah mereka berekplorasi melalui fasilitas kamera, video kamera, dan games.Itu pun saya batasi penggunaannya.

Karena hal ini, saya jadi kurang dikenal dan  lambat menerima informasi. Emak kurang gaol, mungkin itu bahasa umumnya.  Setidaknya, ini yang saya alami. Beberapa kali kegiatan dan pengumuman dari sekolah saya tidak tahu, karena guru-guru di sekolah anak saya (lucunya) sangat jarang  memberikan informasi/pengumuman lewat selebaran. Informasi lewat pemberitahuan langsung dari guru  ke orangtua murid yang rajin duduk-duduk ngumpul menunggui anak mereka pulang sekolah. Dan informasi pun beredar hanya seputar mereka yang aktif berkumpul bersama.

Ini memang kekurangan saya. Kurang gaul. Tapi konsekwensi ini saya terima, karena memang saya sulit untuk keluar rumah dalam jangka waktu yang lama bila tidak ada orang dewasa yang menggantikan peran saya di rumah. Tidak ada asisten, dan ada anak berkebutuhan khusus yang harus saya bimbing dan ajari di rumah.

Harus cari solusi!

Bagaimanapun juga, kesulitan bukan membuat kita harus mati gaya. Dan solusi itu bernama #kartunama!

http://rebellinasanty.blogspot.com
kartu nama saya dari praktisprint
Kartu nama cantik dari PraktisPrint yang datang minggu lalu itu ngebantu banget buat saya. Saya enggak perlu lagi repot-repot menjelaskan kegiatan saya yang sok sibuk dengan banyak kata. Selembar kartu nama menjelaskan semua. Ada nama saya di situ, dengan identitas sebagai MomBlogger, lengkap dengan alamat dan nomor kontak yang bisa dihubungi, serta alamat web/blog saya.


http://rebellinasanty.blogspot.com
sebagian data dalam gambar kartu nama di foto ini  telah saya edit


 Pilihan designnya saya pilih yang menggambarkan saya dan blog saya. Maunya sih ada foto pribadi, tapi kok ya saya enggak pede terkait soal poto pribadi. Padahal di Praktisprint, mau masukin foto pribadi  atau mau design sendiri kartunya pun bisa loh. Mau tinggal pakai template yang tersedia, juga ada banyak pilihan di  website www.praktisprint.com. Tinggal pilih design yang paling kita sukai. Bahkan bisa dikustomisasi sendiri sesuai maunya kita.

Soal layanan, praktisprint ini patut dijadikan contoh buat perusahaan online loh. Cepet dan enggak pakai ribet. Saya pesen hari Minggu sore. Selasa siang, satu paket kartu nama saya dalam kotak warna biru cantik, telah saya terima. Hasilnya.., sesuai dengan ekspetasi saya deh. Sesuai dengan namanya, praktisprint, pesan kartu nama mulai dari memilih design sampai pembayaran dan pengiriman barang hingga sampai di saya, bener-bener praktis.

http://rebellinasanty.blogspot.com

Seperti kartu nama saya ini. saya sampai bingung menetukan pilihan designya, karena buanyak banget pilihan yang menggoda mata. Akhirnya setelah timbang sana timbang sini, pilihan jatuh pada kartu nama dengan design nomor 14.4, pilihan kertas jenis AC 260 Non laminating. Saya suka karena warnanya yang soft, serta gambarnya menurut saya mewakili salah satu hobi yang saya tuangkan dalam blog, yakni memasak dan berkebun. Dan setelah hasil jadinya saya terima, puas deh, karena gambar dan hasil cetak sesuai harapan.

Dalam beberapa hari, kartu nama itu sudah tersebar di beberapa orangtua murid dan beberapa kenalan. Pesan pendek pun mulai masuk ke dalam kotak pesan di telepon genggam saya. Ada yang berisi informasi mengenai kegiatan sekolah, ada juga ucapan terima kasih karena ketika baca blog saya menemukan inspirasi, terutama resep. Saya pun semakin banyak mengenal ibu-ibu orangtua murid lainnya. Jadi walau saya jarang keluar, kartu nama telah membantu saya sebagai sarana awal membina pertemanan dan bergaul dengan orang-orang di lingkungan sosial sekitar saya.

Jadi, saya berani bilang loh, sebagai ibu rumah tangga yang kurang bisa gaul di kekinian, saya butuh kartu nama sebagai pembuka jalan..






Rebellina Santy

Author, Blogger, Crafter, and Gardener. Informasi pemuatan artikel, Sponsored Post, Placement, Job Review, dan Undangan Event, email ke : rebellinasanty@gmail.com. Twitter/IG: @rebellinasanty

10 komentar:

  1. biasanya paling nyesel pas ada kocokan doorprise n ga bawa kartyu nama..hihi
    #pengalaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, berarti kocokan doorprice sekarang kudu pakai kartu nama ya? baru tahu :)

      Hapus
  2. Blog semacam katarsis dari segala kepenatan rutinitas yang harus saya hadapi. Blog menjadi wadah untuk eksistensi saya diakui dengan cara yang positif. Dengan ngeblog pula saya menjalin banyak pertemanan, walau melalui dunia maya. Dengan ngeblog juga kepercayaan diri saya muncul. Walau di rumah, tanpa mengenyampingkan peran utama saya sebagai ibu, saya tetap bisa berbagi hal positif dengan dunia luar. Dari ngeblog pula saya banyak mendapat keuntungan yang bersifat materi. Menyenangkan banget, bukan? Saya pun dengan percaya diri sekarang ini menyebut diri saya seorang MomBlogger.

    maaak, setuju banget dengan kalimat2 di atas itu...kapan ya kita ketemu lagiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, pengen ketemuan lagi. tapi akunya susah..., lewat sms aja ya?

      Hapus
  3. sebenarnya, perwujudan identitas dalam bentuk kartu nama, label nama dsb ini kan sudah banyak dikenal dan diterapkan oleh berbagai usia dan profesi ya... dulu, waktu saya masih sekolah juga sudah punya kartu nama hi hi... padahal apalah yang dicantumkan di kartu itu... paling nama, alamat, sekolah, dan 1-2 baris rangkaian kata yang dibikin-bikin jadi "gaya" gitu he he he...

    jadi setuju banget sama mbak rebellina... bikin kartu nama!
    bukan eksklusif milik kalangan tertentu kan ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kartu nama bikin ibu rumah tangga jadi makin gaya, hahahah

      Hapus
  4. Huwaasaa, daku ketinggalan... Belum punyaaa

    BalasHapus
  5. Bagus sih itu menurut saya ide yang kreatif dan unik

    BalasHapus
  6. Ijin Share
    Jangan lupa untuk kunjungi blog ini
    http://infotopan.blogspot.co.id/

    BalasHapus

Halo...
Thanks ya uda mau mampir dan kasih komentar di blog Rebellina Santy. Komentar kamu berharga banget buat saya.

Salam
Reni Susanti