sumber poto di sini |
MG (makhluk gaib) yang satu ini menurut cerita para tetua di kampung kami berasal dari jenazah bayi yang meninggal sebelum sempat menyusu dari ibunya. Maksudnya, mayat bayi tersebut hanyalah sarana bersemayamnya jin tuyul yang melakukan perjanjian dengan manusia yang tersesat (demi menjadi kaya mendadak). Tentu saja untuk jasanya, akan ada bayaran yang harus ditunaikan oleh si manusia yang melakukan perjanjian. Bentuknya bisa jadi berupa tumbal, kadang berupa nyawa dari keturunan si pelaku.
ilustrasi tuyul. sumber poto sini |
Akhir tahun 80-an dan awal 90-an, mamaku membuka usaha warung di seberang jalan depan rumah kontrakan kami. Di warung tersebut kami menjual bahan-bahan sembako. Sejak lepas shubuh aku dan mama sudah harus ke pasar induk (di Medan namanya dulu adalah Pajak Sentral) untuk membeli sayur mayur dan ikan segar serta bahan-bahan lainnya. Pulangnya sudah dinantikan oleh pelanggan. Siangnya, mama jualan aneka kue gorengan, bie hun goreng, mie goreng, rujak, dan es campur. Lalu, selepas maghrib, warung kita akan menjual kerang rebus. Alhamdulillah, semua laris manis saat itu.
Kegigihan mama itu karena ingin mempunyai rumah sendiri. Tentu saja untuk semua itu harus dibayar dengan tenaga. Capeknya luar biasa. Aku sendiri sebagai anak tertua yang bisa dibilang tangan kanan mama dalam menjalankan usaha ini pun hampir tidak punya waktu bermain. Tetapi, rasa capek itu terobati setiap kali mama menghitung tabungan yang berhasil dikumpulkannya. Saat itu, kita belum terbiasa menggunakan bank sebagai tempat menabung.
Warung tutup sekitar jam 10 – 11 malam. Selepas itu mama akn menghitung uang hasil dagangan seharian, memisahkannya untuk modal besok, dan menyisihkan untuk yang ditabung. Untuk masa itu pendapatan sehari sebesar 500 ribu, tentunya lumayan besar. Karenanya mama akan dengan hati-hati menyimpan uang tersebut setelah sebelumnya mengikat lembaran uang kertas dengan karet gelang (masih kuno ya caranya...). Oh ya saat itu nilai nominal tertinggi uang kertas kita adalah 10 ribu Rupiah.
Seperti aku ceritakan di atas, saat itu sudah santer kasak kusuk warga yang kehilangan uang dan kata tuyul sudah mulai terdengar. Kalau satu dua orang yang mengaku kehilangan uang, mungkin tidak akan menjadi pembicaraan. Tetapi ini hampir keseluruhan warga di sekitar rumahku mengalami hal yang sama, dan uang yang hilang hanya selembar saja. Itu sebabnya kecurigaan mengarah ke mahkluk yang satu itu, karena kalau manusia yang melakukannya, tentulah semua uang akan langsung di sikat.
Menanggapi hal itu mama pun bersikap hati-hati. Untuk memastikan uang dagangan aman, setiap mau berangkat, uang itu kembali dihitung. Nah, di sinilah bermulanya kejadian aneh tersebut.
“Bell, kok uangnya kurang ya?” tanya Mama pagi itu padaku yang sudah bersiap-siap menemaninya untuk belanja ke pasar induk.
“Mama salah hitung kali,” tukasku. Yang namanya ingatan, tentu tidak bisa dijadikan sandaran 100%. “Emang berapa kurangnya?”
“Sepuluh ribu”
“Dua-duanya?” tanyaku lagi (maksudku apakah uang yang hilang itu dari pos uang dagangan atau pos uang tabungan.
“Kayaknya dari tabungan,” kata Mama.
“Ah.., paling mama salah hitung...” kataku menetralisir. Kulihat Mama seperti menyetujui pendapatku.
Ternyata, kejadian itu terulang beberapa kali, sampai akhirnya mama menutuskan untuk melakukan sesuatu. Uang yang sudah di hitung oleh mama kemudian di staples. Lalu, bagian paling depan dan belakang, diberi tanda pakai pulpen oleh mama dengan menuliskan jumlah total uang yang di staples tersebut. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa mama tidak salah hitung. Aku melihat mama melakukan ini jadi agak geli juga. Tapi mau bagaimana? Masak setiap hari hasil yang kita kumpulkan dengan kerja keras hilang begitu saja? (kunci lemari tempat penyimpanan uang, ada di tangan mama, dan lemari itu tidak pernah rusak).
Ternyata, cara mama itu tetap tidak ampuh. Lagi-lagi ada uang yang hilang. Selembar sepuluh ribuan. Hanya kali ini mama menjadi yakin, karena staples tetap utuh, nilai total nominal yang tertera dengan jumlah setelah hitung ulang ternyata berbeda. Berarti selama ini, uang mama hilang selembar setiap malam.
Siapa yang mau dituduh? Kondisi lemari tetap dalam keadaan baik, kunci ditangan mama, termasuk kunci cadangan. Kondisi uang tetap dalam keadaan di staples, dan nilainya untuk memastikan mama tidak salah hitung, tertera di lembaran paling atas dan bawah uang tersebut. Kalau pun ada pencuri masuk, tentunya Jimboo akan menggonggong keras. Waktu itu Jimboo masih ada sebelum dicuri. Kisah Jimboo bisa dibaca di sini.
Jujur saja, kejadian ini sangat aneh, dan terjadinya hampir merata di setiap rumah dalam radius 1 km. Jadi tidak heran, makhluk gaib yang satu itulah yang menjadi sasaran tuduhan warga sebagai pelakunya. Sedangkan dalangnya?
Aku tidak akan menceritakan di sini siapa warga yang menjadi sasaran kecurigaan warga lainnya sebagai si pelaku pemelihara tuyul. Karena ini bukan ranah yang bisa dibuktikan secara nyata, dan khawatirnya cenderung menjadi fitnah.
Kembali ke mamaku. Karena kesal dan penasaran, akhirnya mamaku dan papaku memilih ke paranormal alias dukun untuk mencari tahu siapa pemilik tuyul ini. (Semoga Allah mengampunkan dosa mereka untuk ini, dan menghindarkan aku dan keturunanku dari perbuatan seperti ini...). Pulang dari paranormal, wajah mama terlihat kusut.
“Kenapa Ma? Sudah tahu siapa pelakunya?” tanyaku tak sabar. Kepo.
Mama membanting tubuhnya ke kursi. “Dukun gila!” katanya kesal. “Masak katanya pelakunya adalah seorang yang berambut panjang,berkulit putih, dan bermata sipit!” kata mama masih marah.
Aku yang mendengarnya hampir melompat. Ciri-ciri yang disebutkan dukun itu semua mengarah padaku. Ya Allah..Enak aja tudingan itu terarah padaku.
Tapi mama melanjutkan lagi (yang membuat hatiku menjadi sejuk mendengarnya), “Mama sampai bilang begini ke si dukun Bell, bahwa Mama menjamin dengan nyawa mama bahwa tidak mungkin anakku yang melakukan ini. Papamu juga berkata begitu.”
Sungguh, pembelaan mama dan papaku dihadapan si dukun (keparat) tersebut membuat hatiku lega. Alhamdulillah.., orangtuaku lebih mempercayaiku daripada ucapan si dukun. Kalau mau mengambil uang mamaku, aku tak perlu susah payah mencurinya tiap malam selembar (setelah dihitung lagi). Setiap hari aku gantian dengan mama menjaga warung. Mudah bagiku mengambil lebih dari cuma selembar tanpa mama tahu, karena uang aku yang pegang saat itu.
Semenjak kejadian itu, di tempat penyimpanan uang mama dan warga lainnya meletakkan cermin kecil, kacang hijau segenggam, dan bawang putih tunggal (bawang putih yang hanya 1 siung). Itu katanya sebagai sarana anti tuyul. Entahlah, aku kira itu tak terlalu ampuh mengatasi kehilangan yang terus terjadi.
Kejadian kehilangan uang ini mereda beberapa bulan kemudian, setelah seorang warga yang dicurigai pindah rumah.
Keluargaku pun akhirnya bisa mempunyai rumah sendiri dari hasil tabungan yang dikumpulkan susah payah oleh mama dengan kerja keras. Tapi peristiwa ini tak akan terlupakan oleh kami semua, terutama aku. Hampir saja aku menjadi korban fitnah tuduhan dukun yang tak ada buktinya.
Sampai kini misteri kehilangan uang di kampungku tidak terjawab. Yang ada hanya dugaan-dugaan semata. Kalau lah pun si tuyul yang melakukannya, tidaklah boleh juga asal menuduh orang sebagai pemiliknya. Walau pun memang secara nalar sulit dikatakan pelaku pencurian tersebut adalah manusia. Tetap saja semua dikembalikan kepada Allah semata. Khawatirnya kalau salah tuduh, malah menjadi fitnah.Apalagi menuduhnya karena apa kata dukun, bukan karena bukti yang nyata.
Semoga kisah ini menjadi hikmah bagi siapa pun yang membacanya. Jangan pernah ke dukun, apalagi mempercayai ucapannya. Bisa-bisa kita terjerumus dalam fitnah karena menuduh orang lain hanya karena mendasarkan pada ‘penglihatan’ dukun semata. Selain dosa siyrik tentunya. Tidak ada cara selain hanya menyandarkan diri pada Allah semata bila ada satu kejadian yang mungkin tak bisa diterima oleh logika kita.
Belajar dari pengalaman yaa mbak, kebanyakkan orang (mungkin terlalu beban pikiran) sampai kehilangan akal larinya ke "orang pintar" notabene dukun/paranormal. Padahal sebenarnya itu bertentangan dengan agama, menduakan Tuhan. Artikelnya menarik mbak :)
BalasHapusiya Mbak Crystanty. sekarang dukun punya nama keren, yakni guru spiritual. padahal menurutku sih tetep aja dukun. makasih nih udah mampir
HapusBaca artikel ini sendirian (bapak ibuk udah pada tidur) malah merinding....
BalasHapusah si Mbak ini ada-ada aja. enggak mengerikan kok :).makasih udah mampir ya
Hapusijinkan saya meninggalkan jejak ya mbak ^_^
BalasHapusterima kasih sudah mampir :) salam kenal ya
Hapuswah.. mbak. didesaku juga sering kejadian macam itu.ibuku salah satu korbannya dan melihat langsung dengan mat kepala beliau bahwa makhluk semcam tuyul itu menyelinap lewat jendela. tapi ah.. sudahlah. sekarang semua sudah aman mbak. mungkin yang empunya memindai tempat dinas buat piaraanya. tapi nyatanya ada salah satu tetangga ku yang mendadak kaya padahal pasutrinya cuma buruh kasar biasa. aneh sih... susah dibuktiinya ;|
BalasHapushalo, salamkenal. memang masalah seperti ini susah pembuktiannya. palingmenduga-duga. justru inilah bahayanya. karena bisa menjadi fitnah. jadi lebih baik, kembalikan lagi semuanya ke Pencipta. terima kasih ya sudah mampir..
HapusTuyul memang ada katanya... Tapi semoga ga terjadi lagi ya mbak...
BalasHapusSalam senyum
salam senyum lagi. tutyul mungkin ada, cuma susah poembuktiannya..
Hapussdh mampir mba.. akhirnya berani baca, hehee.. dulu di tempat sy juga ada berita spt ini.. malah lbh parah, pernah denger babi nyepet? smg jaman skrg udah ga ada yg nyari uang dg cara spt itu :)
BalasHapusbabi ngepet juga sepet jadi pembicaraan di kampung saya. tetangga pernah melihatnya lagi menggesek-gesekkan badannya ke dinding rumah seorang warga. tapi saya enggak berani nuliskan hal itu karena bukanpengalaman langsung. terima kasih ya sudah mampir
Hapusmbak andaikata ya.. andaikata Allah izinkan mbak liat itu tuyul yg ambil uang mama.. ama mbak mau diapain mba? hehehe *pertanyaan yg aneh ya
BalasHapusandaikata di ijinkan Allah..., gimana jawabnya ya. kaget dan ketakutan kali ya...hehehe
HapusDunia ghaib yang selalu saja misterius. Kalo tuyul saya belon pernah berpengalaman lihat langsung, namun klo santet.. duh.. berulang kali melihat korbannya.. :(( Ketika ditimpa musibah dari makhluk ghaib gitu, memang rasanya kalut luar biasa dan seperti tidak ada jawaban lain yang cepat terlihat efeknya kecuali ya ke dukun/orang pintar/paranormal. Semoga Allah memelihara kita dan orang2 terdekat kita, dari gangguan2 demikian.. Amin..
BalasHapustul Mbak. soal santet, saya juga da kisah nyatanya juga. juga pelet. ya begitulah, kata mbak betul. karena kalut dan bingung mengatasi fenomena tak wajar ini, jadinya larinya ke dukun. terima kasih ya sudah mampir
Hapuswaduh, tuyulnya berkeliaran hehehe..., saya pernah mengalami hal yang sama, kehilangan duit ya, bukan dituduh :p ,dari pada was2 dan berprasangka akhirnya saya bacakan nama ALlah dan do'a2 setiap menyimpan uang, hasilnya saya tenang gak kepikiran uang hilang,
BalasHapusharus diakui jin itu bisa berganti rupa dan bisa menyesatkan dan mereka ada, soal tuyul, waLlahu'alam
ya begitulah ya Mbak. harusnya hanya pada Allah semua disandarkan dan tidak boleh menuduh tanpa bukti yang jelas dan ada saksi. terima kasih sudah mampir ya :)
BalasHapusDulu saat masih kecil sering dengar cerita sepertu itu, tapi sekarang udah gak pernah lagi dengar2 cerita seperti ini...
BalasHapusiya mbak. sekarang hal-hal seperti itu semakin menghilang
Hapus