Cerita tentang Banana Musa Ornata Pink..


www.rebellinasanty.blogspot.com
photo pribadi rebellina
Aku jatuh cinta pada tanaman ini saat pulang kampung ke Medan, Juli 2011 lalu. Di halaman rumah orang tua, pisang ini kelihatan berbeda dengan tanaman pisang lainnya. Batangnya ramping dan jantung pisangnya berwarna pink dan tumbuh tegak ke atas,berbeda dengan tanaman pisang umumnya . Buah pisangnya yang biasa membentuk tandan, tidak begitu terlihat, karena bentuknya kecil dan tidak begitu banyak. Kata Papaku, pisang ini dibawa beliau dari Nias saat mengunjungi adiknya di sana.

Saat aku pulang ke Bogor di akhir Juli 2011 tersebut, Papa dengan antusias membawakanku anak pisang ini setelah sebelumnya bersusah payah mencangkulnya untuk memisahkannya dari pohon induknya. Perjalanan kami pulang kembali ke Bogor lewat darat (karena kami naik mobil) selama hampir 1 minggu, sempat membuatku khawatir pohon pisang ini akan mati  saat tiba di Bogor. Syukurlah,  walau sempat mengalami stress, pohon pisang ini bertahan hidup sampai sekarang.

Sejak  ditanam sampai kini, pohon ini telah dua kali berbunga (seperti dalam photo). Tepatnya ini adalah generasi yang kedua setelah generasi pertama yang kubawa mati (setelah berbunga).  Bunga dari pohon yang pertama, tidak begitu bagus hasilnya. Mungkin karena tempatnya ditanam kurang cocok, agak ternaungi pohon lainnya .  Setelah dipindah tempatkan, kini pohon pisang yang bernama latin Banana Musa Ornata ini berbunga lumayan bagus, walau belum optimal menurutku.

Aku tahu nama latin tanaman hias ini setelah searching di Google. Pisang jenis ini memang ditanam bukan untuk buahnya, tetapi sebagai tanaman hias karena bunganya yang berwarna menarik.   Ada lebih dari 50 spesies variasi dari tanaman yang masuk family Musacea ini, diantaranya  Abyssinian, Siam Yellow Banana, African Red, Milky Way, Mannii, Becarrii, Macro, Royal Purple , Royal Ruby, Royal Pink, Sumatrana (Zebrina), Bronze Banana dan Musa Velutina.
www.rebellinasanty.blogspot.com
poto pribadi rebellina

Pohon pisang jenis ini mempunyai ketinggian sekitar 0.5 meter. Pelepah dan daun pisang ini lebih kecil. Ia juga mengeluarkan jantung dan berbunga tetapi kebanyakannya tidak menghasilkan buah. Hampir semua jantung pisang musa ornata keluar secara tegak, tidak seperti pisang biasa. Ada juga jenis pisang ini yang berbuah tetapi buahnya tidak bisa dimakan.

Bukan semata nilai estetikanya saja yang membuatku suka berlama-lama memandang pohon pisang ini dari jendela. Ada kenangan yang tentang papaku yang bersusah payah menggali tanaman ini dan membawakannya untuk kami. Bagiku, itu wujud perhatiannya pada kami. Ada juga kisah sedih dibaliknya, yakni saat seseorang kerabat dekat mencibir keberadaan pohon ini dan menganggapnya cuma pohon pisang hias yang tak berarti. Mungkin, bagi orang tersebut, keberadaan pohon pisang hias itu tidak sebanding dengan tanaman mahal yang dipunyainya. Tetapi bagiku, pohon pisang ini mengingatkanku akan rasa sayang dan perhatian papa terhadap putri sulungnya. Dan aku bertekad, pohon pisang ini akan terus tumbuh di halamanku dengan suburnya. Tentu, karena aku merawatnya dengnan cinta, dan karena ada cinta yang terpancar dari indah warna bunganya...

Bogor, 27 Maret 2013

www.rebellinasanty.blogspot.com
Papa, with Zulfikar 2011
Dan kini, pohon pisang ini akan selalu mengingatkanku akan alm papaku tersayang. Setiap kali aku merindukannya, aku akan melihat ke luar jendela, memandang daun-daunnya, dan kukekang senyum senangnya saat berhasil memisahkan anakan pohon pisang ini untuk kubawa ke Bogor.

I Missed You Dearest Papa
with Love
Bogor, 20 September 2014

Rebellina Santy

Author, Blogger, Crafter, and Gardener. Informasi pemuatan artikel, Sponsored Post, Placement, Job Review, dan Undangan Event, email ke : rebellinasanty@gmail.com. Twitter/IG: @rebellinasanty

5 komentar:

  1. Terkadang sesuatu yg mgkn dimata org lain tdk berharga tp disisi lain sgt berharga bg org lain ya mbak.... tp menrt sy pisang ini unik banget...sy suka lihatnya mbak...cantikkk

    BalasHapus
  2. Merinding .. terharu .... kenangan itu teramat mahal, tak bisa dinilai dengan materi apapun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mbak. saat baca ini dan memandang foto Papa, airmata ini pun tak terasa luruh...

      Hapus
  3. skrg tinggal dimna mbak

    BalasHapus

Halo...
Thanks ya uda mau mampir dan kasih komentar di blog Rebellina Santy. Komentar kamu berharga banget buat saya.

Salam
Reni Susanti