Katanya, lukisan yang mengambarkan seorang bocah laki-laki
yang sedang menangis itu, berhantu! Lukisan yang berjudul The Crying Boy itu
dikabarkan membawa sial bagi yang memilikinya, bahkan hasil repronya sekalipun.
Banyak yang mempercayai kebenaran berita ini, walau ada juga berita yang mengatakan
semua itu adalah hoax. Namun, cerita mengenai lukisan berhantu ini mengingatkan
saya akan pengalaman pribadi. Mengenai sebua lukisan, di sebuah kamar hotel
yang ada di Cilegon. Dan Lukisan itu…
Tahun 2002 kejadiannya. Sudah lama banget ya, dan itu masih
awal-awal pernikahan saya. Masih honeymoon ceritanya.
Saat itu suami sedang ada urusan ke Cilegon. Sebagai
pengantin baru, dan perantauan pula, enggak enak banget khan ditinggal
sendirian. Jadilah saya ngintil ikut suami. Dengan bis malam, kami pun
berangkat menuju Cilegon.
Karena urusan suami enggak ada sangkut pautnya dengan saya,
tentu saja enggak etis saya harus ngintil kemana pun dia pergi. Maka, setelah
sampai di Cilegon, sekitar pukul 10 malam, saya dan suami pun mencari hotel
untuk saya menginap. Ketemu deh hotel yang sesuai kantong, namun tetap nyaman
dan aman untuk saya, karena saya khan nginapnya sendiri, sampai besok paginya
di jemput suami.
Singkat kisah, saya dengan diantar suami dan roomboy pun
melihat kamar yang akan saya tempati malam itu. Bersih, dan nyaman, itu kesan
pertama yang saya tangkap, sampai kemudian mata saya menangkap satu pigura
besar beriskan lukisan seorang perempuan di dinding bagian headboard kasur.
Detil lukisannya, jujur saya lupa, yang saya ingat sosok perempuan dalam
lukisan itu mendominasi kanvas, dan sorot matanya, bikin saya gimana…gitu.
Suami yang menangkap ketidaknyamanan saya bertanya,”Gimana,
Hon? Sreg enggak dengan kamar ini?” (panggilnya masih Honey-honey-an saat itu.
Maklum masih pengantin baru.
“Eng… Ga pa pa deh,” kata saya. Menenangkan dan menepis
keraguan di diri sendiri.
Setelah sekali lagi memastikan bahwa saya nyaman, aman dan
tenang, suami pun kemudian meninggalkan saya untuk menyelesaikan urusannya yang
harus tuntas malam itu juga.
So, saya pun membaringkan diri di spring bed yang empuk
menul-menul. Dinginnya ac harusnya mengantarkan saya tidur lebih cepat, karena
lelah setelah hampir 3 jam melakukan perjalanan dari Bogor-Cilegon dengan bus.
Apalagi ada selimut tebal nan hangat, klop banget bukan dengan dinginnya AC
Nyatanya, saya gelisah. Saat mata mencoba terpejam dan nyala
lampu dimatikan, eh, malah perasaan saya enggak enak banget. Seperti ada yang
ngawasi saya dari atas. Tak beda juga bila lampu kamar dihidupkan.
Tapi saya memaksa diri untuk tidur. Segala bacaan pun saya
lantunkan di dalam hati. Tetap saja
perasaan enggak enak membuat mata saya sulit terpejam. Ada setengah jam lebih
saya memaksakan diri untuk tidur, namun ternyata tubuh saya hanya bolak balik
menghadap kanan dan kiri dengan perasaan saya masih diawasi.
Kalau dibilang perasaan gelisah ini datang karena saya tidur
di hotel dan sendirian pula, enggak masuk akal. Perjalanan bisnis yang pernah
saya lakukan tak pelak sering membuat saya harus menginap di hotel sendirian.
Untung setelah menikah, tak pernah lagi kecuali saat ini.
Puncak kegelisahan itu datang saat dada saya terasa
berdebar-debar dan perasaan tak enak semakin menjadi-jadi. Dan seperti biasa,
bulu-bulu halus yang meremang serta perasaan dingin yangn bukan dari ac, mulai
menyerang. Di tengkuk, di kaki, dan di pungggung. Hmm…
Sekali lagi saya nyalakan lampu kamar. Kali ini pandangan
saya arahkan ke lukisan di dinding bagian kepala tempat tidur. Sebelumnya saya
menghindari memandang lukisan tersebut. Namun kali ini saya memaksakan diri
memandang lukisan tersebut.
Dan saya tidak sanggup…
Saya telpon suami, bilang enggak nyaman dengan kamar saya. Karena
suami enggak bisa balik ke hotel, maka dia pun menelpon ke bagian front office
dan melaporkan keluhan saya. Salah seorang pegawai hotel pun datang serta menangapi keluhan saya.
Saya meminta agar lukisan di atas headboard kasur di
pindahkan dari kamar. Alhamdulillah, pegawai hotel mengerti keinginan saya.
Lukisan perempuan itu dilepas dari gantungannya, lantas di bawa keluar.
Setelah lukisan perempuan itu dibawa keluar, perasaan saya
merasa lega, dan rasa gelisah serta rasa ‘dingin’ itu menghilang.
Emangnya, apa sih yang saya lihat dari lukisan perempuan
tersebut?
Matanya memandang mencorong ke saya dengan nada mengancam.
Atau, apakah itu cuma ‘perasaan’ saya saja?
duh mbak...saya pernah kejadian kaya gitu, bukan lukisan sih..tapi lebih ke aura nggak enak yang bikin nggak tenang pas tidur...maklum, rumah 'loji' belanda, pagi nya pak satpam baru cerita kalau rumah yang saya inapi malam itu memang paling angker... :3 serem sumpaahh!!
BalasHapuskalau bahasa alam bawah sadar kita tidak bisa diabaikan ya Mbak. Lebih baik waspada kalau alam bawah sadar udah ngasih tanda-tanda
Hapusrada serem juga ya Mbak...
BalasHapusenggak nyaman sih tepatnya, karena merasa diawasi terus
HapusHaduh serem T.T
BalasHapusbegitulah, sampai memutuskan minta dipindahkan tuh lukisannya
Hapushii..jd teringat wkt dl jaman msh kost..rmh kost sy besar pake banget.. di ruang tamu trgantung foto si pemilik rmh yg sdh meninggal.. wkt itu sy cm berdua dg tmn sy..nonton tv diruang tamu..sy kekiri foto itu melihat ke kiri bgt sebaliknya..akhirnya kami berlarian ke kamar smbl menutup tubuh kami dg selimut... hihi
BalasHapusbetul mbak irowati. saya pernah juga ngalami lihat foto yang sudah alm, matanya serasa ngikuti ngelihat kita. hiyyy
Hapushii takutt... kayak dipelototin ya, mak?
BalasHapusSeperti itulah Mbak Riana Wulandari. Btw, apa kabarnya? Lama tak kelihatan woro-woro tulisan
Hapuskalo saya ngalamin, pasti saya akan ketakutan
BalasHapusuntungnya tidak ngalami, ya Mbak
Hapushuuhuhu.. serem bingits... untung ceritanya sore-sore.. gak malem..
BalasHapussebenarnya, saya nulisnya dan sharenya malam-malam kok. Pas malam Jum'at :)
HapusIh, untung ga kenapa2 ya, mba? Hiii, serem....
BalasHapusAlhamdulillah Mbak Alaika, sejauh ini bersinggungan dengan hal-hal begituan, enggak berakibat ke fisik (kesurupan atau sejenisnya)
HapusIh, untung ga kenapa2 ya, mba? Hiii, serem....
BalasHapusAlhamdulillah Mbak Alaika, sejauh ini bersinggungan dengan hal-hal begituan, enggak berakibat ke fisik (kesurupan atau sejenisnya)
HapusDelete
Waah sereem banget mbaak...
BalasHapussaat itu, iya Mbak.
HapusYa Allah, sampe dipelototin gitu, Mbak? Mana sendirian, pulak! Jadi penasaran, Mbak nggak nanya2 sama staff hotelnya tentang lukisan itu? Mungkin ada cerita di balik lukisan tersebut. >____<
BalasHapusenggak kepikiran saat itu mau tanya-tanya detil tentang lukisan tersebut Mbak Isti. Kepikirannya cuma bagaimna bisa tidur tanpa perasaan diawasi
HapusMbak Santy, waktu baru pertama masuk ke kamar hotel itu, memang mata sosok di lukisan itu menghadap ke mana ? *takuuut tapi penasarann*
BalasHapusyang pasti aura tatapan matanya berbeda saat pertama masuk kamar hotel dengan saat saya pandang teralhir kali itu
HapusAduuh, Mak Santi, Bunda saat ini lagi sendiri nih di ruang Komputer, jadi gimanaa...gitu. Tapi ah,Bunda halau perasaan yang macem-macem (padahal satu macam sih: was-was, hehe...) Soalnya kalau diturutin nanti gak bisa bikin postingan malam ini.
BalasHapusitu karena Bunda baru baca tulisan saya. Teruskan aja nulisnya Bunda. yakin enggak ada apa-apa deh di ruang komputer Bunda
Hapusastaghfirulloh...
BalasHapusmemang larangan majang gambar makhluk bernyawa itu betul. di rumah pun saya turunkan foto2, mbak. kalender juga yg ada foto manusia/hewannya.
oya, foto yg matanya seolah ngikutin kita itu karena mata si objek fokus ke kamera pas difoto. saya dulu juga pernah kayak dilihatin sama model kalender. hehe
betul banget Mbak, soal larangan memajang gambar mahkluk bernyawa. Asumsi mengenai mata objek yang seolah ngikuti kita, mungkin benar juga tuh
HapusKalau kata adikku, jika memang sudah ada perasaan tidak enak dan gak nyaman seperti itu bisa jd tanda2 keberadaan 'sesuatu' Mak Santy...
BalasHapussetuju, dan jangan diabaikan. itu bahasa alam bawah sadar tubuh.
HapusUntung "cewek " itu gak berontak saat dipindahkan ya...
BalasHapusalhamdulillah enggak terjadi. kalau terjadi, alamakk....hiyyy
HapusKalo saya malah foto saya sendiri mbak.
BalasHapusGa tau mgkn masih ngantuk atau gimana. Saya bangun tengah malam buat belajar persiapan ujian. Tiba2 foto itu senyum sendiri. Sejak itu ak ga mau ada foto di rumah. Terutama kamar.
betul Mbak. Lebih baik kamar bebas dari lukisan yang menggambarkan mahkluk hidup. enggak nyaman
Hapusih takut ya mbak hihi
BalasHapusbegitulah
HapusKamar hotel seharusnya memasang lukisan selain manusia. Saya sebel banget begitu dapet kamar hotel yg ada lukisan manusianya. Terlebih matanya menatap kita. Seharusnya jd standar hotel "tidak boleh/dilarang memasang lukisan manusia", gitu kali y, mak? Qiqiqiiqq... Duh baca postingan ini jd takut deh. Huhuhu...
BalasHapuswah, bagus juga sarannya. kamar harus bersih dari lukisan makluk hidup ya. lain halnya kalau di luar kamar (hotel maksud saya)
Hapuswaduuh serem amat mak, untung rumah saya aman semua lukisannya :D
BalasHapusalhamdulillah. aman berarti :)
Hapusjadi merinding gini bacanya juga
BalasHapusbacanya jangan malam, mak. kalau merinding, mungkin angin di sekitar mak lagi kenceng :)
Hapus