Siapa yang tidak kenal Nemo? Saking terkenalnya, anak-anak
dijamin lebih mengenal nama nemo untuk mengidentifikasi ikan badut ketimbang
nama ikannya itu sendiri. Belum lagi Toy Story, Cars, Brave, The Incredible, dan Up. Up bahkan
menyabet gelar film animasi terbaik di ajang penghargaan Oscar 2010 lalu. Dan
semua animasi yang saya sebutkan diatas itu diolah oleh tim kreatif yang
bernaung dalam Pixar Animation Studios.
Saya dan suami penggemar film animasi buatan Pixar. Selain
animasinya yang keren, cerita dari fiml-film buatan studio ini juga bagus dan
banyak pelajaran di dalamnya. Seperti Nemo, saya belajar menjadi orangtua yang
berusaha memberikan kepercayaan pada anak dan tidak membuat harga dirinya jatuh
di hadapan teman-temannya. Atau Brave, bercerita tentang hubungan ibu dan anak
gadisnya. Ini membantu saya berhadapan
dengan putri sulung saya yang beranjak remaja.
Sering bergumam sendiri, darimana ide-ide keren yang menjadi
film buatan Pixar ini menjadi tontonan yang asyik dan tidak membosankan bagi
keluarga? Saya yakin, butuh tim yang solid dan kreatif untuk membuat jalan
cerita dari film-film buatan Pixar menjadi mendunia. Tentu saja selain
animasinya yang ciamik.
Beruntunglah saya,
salah seorang mantan penulis story board Pixar , Emma Coats membagi 22 tips
menulis yang bener-bener keren. Tips
dari Emma Coats ini membantu banget untuk saya yang lagi belajar nulis buku
(serius ), bukan hanya ngeblog semata. Mau tahu tips dari Emma Coats tersebut?
Berikut tips dari Emma Coats dan bagaimana saya mencoba belajar dari tipsnya
Mbak Emma Coats tersebut.
Yup. Rata-rata karakter peran
utama dalam film buatan Pixar, bukanlah sosok yang 100% sempurna, pinter,
berprilaku baik, tampan atau cantik, lalu mapan atau sukses. Karakter utama
dalam film-film Pixar selalu punya masalah, dan asyiknya jalan cerita dalam
film-film Pixar mengetengahkan proses karakter utamanya menuju ke suksesan atau
sebagai pribadi yang baik. Semuanya penuh perjuangan dan konflik. Lihat saja karakter bapaknya Si Nemo, Marlin.
Atau karakter utama si dalam Toy Story
1.
Intinya, saya jadi belajar agar
karakter tokoh-tokoh dalam cerita saya (kapan nulisnya? Tepok jidat sendiri
agar segera memulai!) tidak hitam putih plek. Setiap orang punya sisi abu-abu,
tidak melulu baik atau jahat 100 persen. Dan perjuangan karakter utama untuk
menudukkan sisi gelap/egonya tersebut yang bisa menjadi salah satu daya tarik
cerita.
Nah ini..kebanyakan saya terpaku
dengan cara penulisan yang menurut pemikiran saya asyik, layak baca dan akan
jadi best seller, hihihi (nulisnya kapan, Bun?, tanya diri sendiri). Padahal
antara kacamata penulis dengan pembaca
atau pun penonton, bisa sangat berbeda.
Saya harus Menempatkan diri
sebagai pembaca/penonton agar tulisan saya nanti menarik untuk dibaca orang
lain, bukan hanya saya sendiri yang asyik ngebacanya, sementara pembaca
sebenarnya malah bete dan bosan ngebaca tulisan saya.
Kalau point yang ketiga ini,
saya masih belum mengerti sepenuhnya . Ada yang bisa bantu agar saya lebih
memahami lagi?
Harus pinter nih mengembangkan
jalan cerita agar tidak membosankan dengan memberi konflik yang menyebabkan
hidup tokoh/karakter dalam tulisan kita berubah. Belajar dari film-film
animasinya, saat jalan cerita mencapai klimaks.., kemudian menuju anti
klimaks.., eh ternyata ada kejutan lain, baru kemudian anti klimaks yang menuju
akhir cerita. Seperti film Nemo. Saat marlin ketemu Nemo, semula kita pikir,
selesai deh film. Namun ternyata ada kejutan lain menanti yakni saat scene
menyelamatkan Dori dari jaring penangkap ikan, dan Nemo terlihat terbaring tak
berdaya.
Satu buku dengan jalan
cerita yang melebar kemana-mana, selain membuat bingung yang baca, juga inti
ceritanya jadi enggak dapet. Pelajaran yang saya ambil nih dan point ke 5,
adalah menyederhanakan jalan cerita dan fokus pada tema yang ingin diangkat.
Kudu bikin karakter utama
dalam tulisan menghadapi tantangan yang mengguncang sisi kenyamannya selama
ini. Dan bagaimana dia berhadapan dengan tantangan tersebut harus diolah
sedemikian rupa sehingga hal inilah yang menjadi daya tarik tulisan. Hmmm..saya
harus coba nih
Wah, kalau ini sering sih.
Endingnya udah ada duluan, ngerangkai jalan ceritanya dari awal menuju ending
biar enggak monoton yang susah…
film2 Pixar bagus2 ya mak..kayanya hampir semua yg mak sebutin di atas saya udah nonton sama anak2..eh kecuali up belum kayanya
BalasHapusup sering banget diputar ulang di tv Mak. Ceritanya bagus kok
HapusCars sama nemo mbak, favoritnya anak2... Btw, pengen juga nulis cerita...tapi masalahnya sama *kapan ya mulainya? : -D
BalasHapusiya nih. kudu memaksa diri, apalgi udah ada saran dari Pixar :)
HapusMenurut saya, yang poin 3 itu "uji coba tema" mbak. Tuang tema ke dalam tulisan sampai selesai, lalu baca. Kalau ternyata belum sesuai, ya re-write.
BalasHapusMenurut saya lho yaaa
makasih bantuannya. saya jadi tercerahkan dengan point 3 ini
Hapustipsnya oke bangeeet...dan setuju, pixar memang luar biasa yang idenya. Everlasting..seperti nemo itu contohnya :)
BalasHapusbetul Mbak. neverlasting nemo. pokoknya enggak ngebosenin nonton nemo berulang-ulang
HapusSaya punya film2 Pixar mb..., nggak cuma anak-anak saya yang suka, saya dan suami juga. Malah kami sering nonton bareng. Nggak bosen, meski berkali-kali nonton
BalasHapusternyata.., film animasi Pixar mengena di hati keluarga kita ya Mbak..
HapusWah makasih infonya mbak, memang ya nulis itu cukup sulit butuh waktu dan yang lebih sulit adalah membuat alur cerita supaya tidak membosankan...
BalasHapusiya, terutama fiksi. makanya say agagal terus kalau mau buat novel. enggak pd, merasa yang say atulis itu membosankan. Hiks :(
HapusKami sekeluarga juga penggemar animasi. Dan entah kenapa, kalo menurut saya, hikmah film animasi lebih kena dibanding film 'manusia'. Mungkin karena target utamanya anak-anak ya ? Btw nice post en ditunggu kelanjutannya.
BalasHapusmungkin juga karena ceritanya tidak menggurui, tapi penuh dengan hikmah.
HapusPenggemar pixar juga... anak2 juga gak bosen nonton animasinya pixar.
BalasHapusWaah tips2nya juga keren dan mengena banget...
Tinggal dipraktikin nih... *nulis nulis.....*
praktik-praktik. ayo, kalau masih ingin jadi penulis :)
Hapus