Lupis, sumber foto : dapurrebellina.blogspot.com |
Ketika kanak-kanak, sebelum berangkat sekolah biasanya saya
membeli sarapan di warung Bude Maria, tetangga sekaligus kerabat jauh.
Macam-macam jenis sarapan yang dijualnya. Mulai nasi uduk, lontong sayur, lupis,
dan penganan yang sudah saya sebutkan diatas. Harganya terjangkau dan rasanya
enak. Lontong sayur, lupis dan cenil, termasuk penganan yang sering kami beli
sebagai sarapan pagi. Itu kalau mama saya lagi malas masak buat sarapan.
Masih ingat jelas kalau lagi beli lupis dan cenil, pasti
minta dibanyakin kelapa parut dan kucuran gula merahnya. Paduan rasa gurih
kelapa parut dan gula merah terasa manis menyegarkan. Kenangan akan rasa manis
yang menyegarkan itu pula yang membuat kangen makan lupis dan cenil muncul
kembali. Sekaligus pula saya ingin mengenalkan kedua makanan tradisional
Indonesia itu pada anak-anak. Untuk lontong sayur, itu adalah salah satu menu favorit keluarga dan saya
sering membuatnya.
Namun menemukan lupis dan cenil di kota ini, sepertinya sulit. Saya pernah menemukan penjual lupis di salah satu komplek perumahan dekat rumah. Tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang ini malah sudah tidak ada lagi. Entahlah kalau di tempat lain.
Ketika saya pulang kampung beberapa tahun yang lalu, Bude
Maria tetap setia dengan usahanya. Kalau dihitung-hitung, sudah lewat dari 30
tahun Bude Maria berjualan penganan tradisional. Bahkan beliau punya langganan
setia yang kalau pulang merantau, pasti tak lupa untuk beli sarapan di
warungnya.Dan seharusnya saya adalah salah satu pelanggan setianya. Sayangnya, karena jadwal yang padat dan waktu
yang mepet, saya tidak sempat bersilaturahmi ke rumah Bude Maria waktu itu.
Kembali lagi nih ceritanya ke soal ‘kangen’ dengan makanan
di masa kanak-kanak. Terkadang rasa kepengen itu begitu kuatnya, namun yang
diingini susah di dapat. Seperti kali ini. Saya kepengen banget makan lupis.
Penganan dari beras ketan yang dibungkus daun bentuk segitiga, dilumuri kelapa
parut muda dan kuah kinca gula merah, hmmmm…
Tapi, di mana mencari warung penjual lupis di sekitaran
tempat tinggal saya?
Bukan saya namanya
kalau kemudian hanya menelan ludah dan menyimpan rasa kepengen itu. Tidak bisa
beli dan susah dicari, itu berarti saya harus buat sendiri. Untungnya, untuk
hal-hal seperti ini, semua anggota keluarga sepakat satu suara: Mendukung penuh
gerakan bunda untuk membuatnya. Mereka memang fans masakan saya nomor satu.
Terutama suami dan Si Bungsu. Semua masakan buatan saya pasti diacungi jempol
oleh Si Bungsu. Bahkan kalau jempolnya ada dua puluh, kesemuanya akan
diacunginya untuk memuji saya, hahahaha.
Lebay ya. Bundanya, Bukan anaknya J
Lebay ya. Bundanya, Bukan anaknya J
Persoalan bikin lupis memang mudah sih. Cuma beras ketan
yang dimasukkan dalam selongsong daun pisang berbentuk contong, disemat lidi
hingga menjadi bentuk segitiga, Lalu direbus selama kurang lebih 2 jam. Yang
malasnya itu adalah merebusnya. Kalau cara lama, 2 jam…, dan itu harus dijaga
air rebusannya, jangan sampai menyusut. Terbayang khan repotnya.
Untungnya saya punya panci presto yang sudah belasan tahun
bersama saya dan membantu saya mewujudkan masakan kesayangan.
Cukup dengan waktu maksimal 1 jam, lupis ketan bisa siap santap dengan taburan
kelapa parut muda, dan kucuran kinca gula merah.
Waktu lupis yang berbalut kelapa parut dan di siram kuah
gula merahnya saya hidangkan ke anak-anak dan suami, Si Sulung terpesona dengan
bentuk segitiga lupisnya. “Kok bisa
bentuk segitiga, Bun?” tanyanya.Menjawab pertanyaan Si Sulung, tentu saja
sembari harus mempraktekkannya. Setelah ditunjukkan caranya, baru dia
manggut-manggut. “Enggak sesulit yang dikira, bukan?” kata saya. Dia sepakat.
Saya memang bersyukur, masa kecil saya termasuk penuh warna.
Salah satunya adalah kalau lagi main ke rumah Bude Maria, saya sempat
memperhatikan cara pembuatan lupis yang menggunakan daun pisang sehingga
membentuk segitiga. Semula saya kira semua orang bisa membuat bentuk segitiga
dari daun tersebut, ternyata tidak loh. Soalnya, saya pernah baca di forum
masak, banyak yang bertanya bagaimana bisa membentuk lupis segitiga. Dalam hati
membatin, “Wah, ternyata, tidak semua yang mudah menurut saya, mudah pula untuk
orang lain.”
Jadi di tulisan ini
saya pun ingin berbagi sedikit yang saya tahu cara membuat lupis segitiga
dengan daun pisang.
Berkenan menyobanya?
Berikut ini adalah resep pembuatan lupis ketan segitiga ala saya. Selamat menyoba J
Berkenan menyobanya?
Berikut ini adalah resep pembuatan lupis ketan segitiga ala saya. Selamat menyoba J
sumber foto : dapurrebellina.blogspot.com |
aaaah jadi pengen lupis mbaaa...di sini susah carinya hehehehe :)
BalasHapusntar kalau pulang ke Indonesia, dipuas-puasin Mbak, hehehehe
HapusHi mbak, ketika blog walking saya ketemu blog mbak ini. Sekarang saya tinggal di Bogor juga. Salam kenal ya mbak. Btw saya juga suka kuliner melayu seperti mbak, apa mbak dari Medan?
BalasHapushai juga. ia betul, saya dari medan, dan salam kenal juga ya
Hapus