Duh…, kangen banget dengan aktifitas menulis. Menulis di
blog dan untuk kirim ke media maksudku. Lihat halaman depan blogku, jadi sedih. Tanggal posting terakhir
23 Mei lalu. Berarti menjelang tiga bulan lamanya aku vakum dari ngeblog.
Rasanya… Unspoken.
Seringkali aku sudah siap duduk manis dan wangi di depan
pc. Bahkan ide-ide pun sudah matang untuk dituangkan. Nyatanya, tidaklah
semudah yang orang katakan tentang proses menulis. Bukannya aku tidak
konsisten. Namun kenyataan yang kuhadapi membuat aku (terpaksa) harus berdamai
dengan keadaan.
Me& Little Fatih |
Sejak akhir tahun 2013 lalu Fatih, anak keduaku mulai sering
tantrum. Namun tidak seperti sebelumnya, Fatih kini melampiaskannya (atau ingin
menyatakan perasaannya?) padaku. Mulai dari menarik diriku untuk menemaninya di
kamar semau hatinya. Bahkan untuk duduk saat menemaninya pun aku harus sesuai
dengan keinginannya. Tidak boleh berbaring atau selonjor kaki. Kalau tidak
dituruti, maka tendangan kakinya (tenaganya luar biasa besar…) seringkali
mampir di ulu hati, dada atau bagian tubuhku yang lain. Semua itu sering
membuat aku hilang kesabaran terhadapnya. Tentu saja selalu berujung pada
penyesalan di diriku, mengapa kurang sabar menghadapinya. Karena hal ini, aku
kelelahan, dan juga stress berat. Waktu malam hari yang biasanya kugunakan
untuk menulis, sudah tidak berlaku lagi. Aku jatuh tertidur begitu usai magrib!
Tidur nyenyak? Tidak juga. Terkadang Fatih terbangun jam 10
malam, dan melek sampai pagi. Untuk menjaganya dari hal-hal yang tidak
diinginkan, tentu saja ku dan suami harus bergantian mengawasinya. Sementara
urusan domestik rumah, aku tetap melakukannya seorang diri (dibantu anak-anak
dan suami), karena memang kami tidak memiliki asisten rumah tangga. Hati yang
sudah lelah ditambah fisik yang juga lelah membuat aku tak mampu fokus pada keinginan
dan cita-cita menulis.
Fatih 2013 |
Seringkali aku menangisi keadaanku. Berungkali pula aku
ingin mengubur hasratku ingin menulis (blog dan kirim media), tapi selalu
diingatkan suami untuk tidak berhenti bermimpi. Hanya butuh berdamai sementara
dengan keadaan ini, tapi tidak menyerah. Jadinya, saat menemani Fatih, aku
tulis di buku dengan pulpen ide-ide yang sempat mampir di kepala, walau belum
tahu kapan bisa menuliskannya.
Ramadhan lalu aku juga fokus pada ibadah, berharap dengan
kedekatan yang semakin intens denganNya, akan ada jalan keluar untuk masalah
kami. Karenanya, aku tutup mata dan hatiku dari keinginan menulis (untuk
sementara). Karena percuma juga aku duduk di depan kompie kalau tidak bisa fokus
menulis.
Berbagai lomba menulis dan lomba ngbelog pun kulewatkan
dengan hati yang terasa pahit. Mau bagaimana lagi? Percuma aku ikut sana sini
bila untuk menulis beberapa kalimat saja aku tak mampu? Aku harus mengalah dan belajar berdamai
dengan keadaan. Persoalan yang kuhadapi bukan semata-mata cita-citaku saja.
Tetapi ini menyangkut kebutuhan dan kepentingan anak.
Fatih saat ini lebih
memerlukanku, dibandingkan aku mengejar cita-cita menulisku. Bukan hanya Fatih
saja, saudara-sudaranya pun lebih memerlukanku saat ini, begitu juga suamiku.
Rasanya, aku terlalu egois bila lebih mengejar cita-cita menjadi penulis saat
ini sementara keadaan keluarga butuh aku
sebagai salah satu pilarnya. Aku berharap Allah kelak akan membuka jalanku ke
sana bila masanya tiba. Berhenti menulis sementara, bukan berarti berhenti
menabung ide, bukan? Itulah yang kulakukan saat ini dengan segala keterbatasan
yang kuhadapi.
Peluk mak Lina. Benar mak, saat ini Fatih jauh lebih utama. tetap sabar ya, mak. Insya Allah semua akan semakin baik. Salam sayang untuk Fatih
BalasHapusTerima kasih ya Mak Mira. Sebaris kalimat penyemangat dari seorang sahabat, sangat berarti buat saya. Salam dari Fatih juga
HapusAduh.... Sma persis ma aq mak...., udah beberapa bulan ini gak nulis...., hilang mood malah.... apalagi waktu pas bulan2 awal kehamilan....
BalasHapusSemangat mak......, fatih lebih utama..... :)
Semoga Mak Nova kembali lagi semangatnya, dan kehamilannya tetap sehat sampai persalinannya nanti. Iya mak, anak-anak lebih utama. walau kadang suka gimana..., gitu :). anyway, makasih dukungannya ya
HapusTetap semangat ya...Kumpulin saja dulu ide menulis sebanyak2nya. kalau sudah ada waktunya baru dieksekusi..hehehe
BalasHapusBetul Mbak Juliana. Saat ini, walau tidak bisa konsisten, tetapi tetap tidak mengubur mimpi dan cita-cita. Makasih ya
HapusMaaaak...sama kok saya juga ngeblog sesempatnya aja sejak Ramadan kemarin karena banyak Hal di keluarga yg harus dibenahi. Semangat ya mak. Fatih..baik2 sama mama ya, sehat terus..!!
BalasHapusaamin, makasih buat doa dan dukungannya ya Mak Kania. persoalan mak-mak ternyata banyak yang sama ya. Mak Kania juga tetap semangat dan saling mendoakan.
HapusSemoga bisa konsisten lagi menulisnya tanpa mengorbankan apapun terutama fatih
BalasHapusterima kasih atas suntikan semangatnya. ini geliat kebangkitan menulisnya mulai timbul lagi :)
BalasHapus