Sodaranya yang lain mendukung, pasang tatapan mata memohon. Mungkin mereka terinspirasi oleh cerita saya tentang Jimboo. Baca cerita tentang Jimboo di sini.
"Tidak!" jawab saya tegas.
"Tidak!" jawab saya tegas.
"Mengapa?" cecar Si Sulung
"Karena kita tidak punya kebun, ladang, ternak, atau rumah dengan harta berlimpah sehingga butuh anjing penjaga. Kalian tahu, dalam agama kita, anjing hanya boleh dipelihara untuk menjadi penjaga rumah, ternak atau kebun atau untuk berburu. Itu pun tidak boleh berada di areal dalam rumah."
"Kalau kucing, gimana?" tanya Si Sulung lagi.
"Boleh..." kata saya.
Mereka bersorak gembira, namun kemudian terhenti karena kemudian saya lanjutkan, "Asal kalian sendiri yang mempersiapkan makannya, kemudian membuang kotorannya! Dan kalau kucingnya beranak, kalian harus siap mengurus semuanya. Bunda tidak mau tahu sama sekali, karena Bunda tidak minat memelihara hewan peliharaan." Lantas saya mengingatkan mereka moment 3 ekor anak kucing yang mati.
