Terakhir pakai lipstik itu..., 14 tahun yang lalu.
Lho, kok bisa?
Iya, karena begitu menikah, suami dengan halus meminta saya tidak memakainya lagi. Dan saya pun malah keterusan merasa nyaman tidak pakai lipstik.
Tidak hanya lipstik, perawatan wajah yang lain pun, kini saya tidak punya, karena tidak memakainya. Paling banter bedak tabur untuk anak-anak, yang makenya pun jarang-jarang. Selebihnya, ya polos-polos aja.
Padahal perempuan biasanya tidak bisa lepas dari benda yang satu ini ya. Beragam warna dan jenis. Mulai dari jenis matte, glossy atau apa lagi deh. Tapi, seperti yang sebutkan di atas, saya terakhir pakai lipstik itu 14 tahun yang lalu. Jadi saya bener-bener enggak mengikuti sama sekali perkembangan tren lipstik yang sedang berlaku saat ini.
Sebelumnya, saya sih sama dengan perempuan lain. Kemana-mana, enggak percaya diri kalau bibir belum dipoles lipstik alias gincu, gitu saya bilangnya dulu. Pilihan warnanya sih enggak jauh-jauh dari warna nude, merah muda, coklat muda, atau oranye. Kalau warna mencorong, saya enggak pede. Tapi kalau di rumah, saya malah nyaman tanpa lipstik. Jadi seperti kebiasaan, kalau mau ke luar rumah, kudu wajib pakai lipstik, kalau enggak, serasa ada yang kurang. Begitu pulang, langsung bersihkan wajah termasuk menghapus polesan si lipstik ini.