![]() |
| sumber foto: credit |
Heboh tentang anak durhaka yang menuntut ibunya 1 M di
pengadilan, membuka kembali kenangan lama saya sekitar 11 tahun silam. Saat itu
saya baru menikah, dan sesuatu memaksa saya pulang kampung ke kota asal untuk
menyelesaikan urusan yang berat.
![]() |
| Gambar dan berita dari sini |
Di kampung halaman, saya mengalami shock. Padahal saat itu
saya sedang hamil muda. Untungnya tidak berakibat fatal ke janin anak sulung
saya. Bagaimana tidak shock? Saya dihadapkan pada hutang puluhan juta rupiah
yang harus saya lunasi. Cicilan motor dan mobil sudah beberapa bulan tidak
dibayarkan ke leasing. Padahal saya selalu teratur mengirim uang untuk membayar
semua tagihan tersebut. Belum cukup, ternyata motornya sendiri pun sudah
ditangan orang lain karena digadaikan. Lalu, pinjaman dengan nominal diatas 7
digit pun dilakukan ke rentenir atas nama saya, dengan jaminan surat rumah
milik saya. Belum lagi barang-barang pribadi yang sudah berpindah tangan,
semisal kulkas, mesin jahit, ditambah beberapa perhiasan mas puluhan gram serta
cincin berlian yang semuanya juga disalahgunakan oleh beliau. Pokoknya, hampir
habis tak bersisa.




