Peristiwa ini terjadi saat saya pulang ke Medan karena ada
urusan yang harus segera di selesaikan. Kondisi saya lagi hamil memasuki usia
kehamilan 3 minggu. Saya pulang sendiri. Suami tidak bisa menemani karena urusan
saya ini mendadak, dan dia tidak bisa
mengambil cuti dari kantornya. Jadilah saya sibuk ke sana kemari mengurus
persoalan ini sendirian.
Untuk memudahkan urusan, saya meminjam motor adik saya. Saya bolak balik ke Medan - Belawan
dengan naik motor. Nekad juga karena lalu lintas ke arah Belawan tersebut sangat padat dan dipenuhi
truk-truk besar yang seliweran menuju pelabuhan. Keder juga hati ini
sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi. Urusan yangn harus saya selesaikan sangat
mendesak untuk dituntaskan, dan saya sudah sangat ingin pulang kembali ke Bogor.
Jadi saya bela-belain deh berpanas-panas di bawah terik matahari jalan Medan –
Belawan agar urusan itu kelar.
Namun, yang membuat hati saya selalu was-was di jalan justru
kalau ada razia oleh Polantas. Sejak masih belum menikah, saya selalu tidak
beruntung kalau ada razia di jalan. Pasti kena stop Polisi. Ya jelaslah, wong
saya tidak pernah punya sim motor. Yang saya miliki justru Sim A. Untuk urusan ini mama saya sampai bilang,
“Wah, mama sudah seumur begini kalau bawa motor tidak pernah kena tilang. Kok
kamu selalu kena ya. Padahal mama tidak punya SIM lho..”


